Selasa 22 Jan 2019 11:27 WIB

Mahasiswa IAIN Palu Kuliah di Luar Kampus

Sebagian ruang kelas belajar IAIN Palu rusak berat dan rusak total pascabencana

Red: Esthi Maharani
Kondisi gedung Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu yang rusak akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Kondisi gedung Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu yang rusak akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Sebagian mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) akan mengikuti proses belajar mengajar di luar kampus. Hal ini disebabkan sebagian ruang kelas belajar IAIN Palu rusak berat dan rusak total pascabencana  gempa dan tsunami menghantam perguruan tinggi tersebut.

"Di 2019 ini, perkuliahan akan berlangsung di luar kampus," ucap Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd, di Palu, Selasa (22/1).

Disisi lain, IAIN Palu akan melangsungkan pembangunan atau revitalisasi enam gedung termasuk gedung perkuliahan pada awal 2019. IAIN Palu menggandeng Asia Development Bank atau Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam upaya revitalisasi kampus I senilai kurang lebih Rp30 miliar.

"Dalam upaya pembangunan ini, saya meminta kepada pihak pekerja agar tidak membongkar kelas-kelas darurat yang telah terbangun, sebelum material pembangunan gedung IAIN Palu masuk," ujar dia.

Secara keseluruhan kebutuhan kelas di setiap fakultas meningkat, seiring meningkatkan jumlah mahasiswa baru IAIN Palu. Tahun 2018 IAIN Palu menerima sekitar 1.720 mahasiswa. Dengan demikian jumlah mahasiswa IAIN Palu sebelum bencana terjadi sekitar 5.000 lebih.

Jumlah tersebut tidak berbanding lurus dengan kondisi gedung perkuliahan/daya tampung IAIN Palu pascabencana, karena gedung kuliah rusak total. Pascabencana fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan membutuhkan 50 kelas, kemudian Fakultas Syariah Ekonomi Islam membutuhkan 18 kelas dan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah membutuhkan 17 kelas.

Atas kondisi itu, IAIN Palu, sebut Sagaf telah membangun komunikasi dengan pihak sekolah SDN Bumi Bahari untuk menggunakan 14 kelas di sekolah itu. Kemudian Madrasyah DDI disamping kampus itu sebanyak 7 kelas dan Muhammadiyah Darul Arkham.

"Perencanaan untuk perkuliahan di luar kampus akan di langsungkan setiap pagi dan sore," ujar dia.

Pakar Managemen Pendidikan itu meminta kepada seluruh dosen dan civitas akademik untuk meningkatkan komitmennya sebagai abdi negara dalam pembangunan manusia demi menciptakan mahasiswa yang berkualitas, berketerampilan dengan daya saing yang tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement