Selasa 22 Jan 2019 22:40 WIB

Menperin Usung Globalisasi Industri dalam Forum Dunia

Indonesia menjadikan WEF sebagai tempat mengetahui implementasi industri 4.0

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menteri  Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kiri) dan Wakil Gubernur  Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman (kanan) menekan tombol tanda  peresmian peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara  Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di PT. Kawasan Industri  Makassar (KIMA), Sulawesi Selatan, Rabu (16/1).
Foto: Biro Humas Kemenperin
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kiri) dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman (kanan) menekan tombol tanda peresmian peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di PT. Kawasan Industri Makassar (KIMA), Sulawesi Selatan, Rabu (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan sinyal kepada pasar internasional bahwa Indonesia telah siap mengikuti perkembangan, termasuk globalisasi. Hal ini disampaikannya melalui kunjungan kerja ke Davos, Swiss, pada 22-25 Januari 2019 dalam rangka menghadiri dan menjadi narasumber pada World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2019. 

Salah satu bukti sinyal tersebut adalah Indonesia dapat masuk dalam WEF dengan posisi sudah menandatangani European Free Trade Association (EFTA). "Ke depan, CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) Australia menjadi salah satu yang kita harapkan," tutur Airlangga dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/1). 

Airlangga menambahkan, bagi Indonesia, WEF merupakan kegiatan penting karena bisa menjadi sarana dan wahana bertukar pikiran sekaligus menyesuaikan kembali strategi globalisasi ekonomi ke depan.

Menurut Airlangga, setiap penyelenggaraan WEF, umumnya para peserta bisa melihat sejumlah indikasi terhadap perkembangan ekonomi dan teknologi terkini secara global dan khususnya di negara-negara maju. Di antaranya terkait dengan memacu sektor industri. "Makanya selalu dilakukan setiap awal tahun, karena menjadi penting untuk menavigasi perubahan-perubahan pada 2019," katanya.

Event WEF tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh pihak pemerintah. Airlangga mengatakan, para perusahaan yang hadir pun dapat mengambil peluang guna menetapkan kebijakan atau langkah strategis mereka ke depan.

Ajang WEF juga merupakan kesempatan untuk mengetahui berbagai perkembangan isu mengenai implementasi industri 4.0. Airlangga menjelaskan, pemerintah dan pengusaha bersama akan melihat kisi-kisi agar Indonesia tidak ketinggalan di dalam penerapan industri 4.0. "Isu kali ini adalah globalisasi revolusi industri 4.0, jadi bagaimana kita siap menghadapinya," ujarnya.

Indonesia telah menyatakan kesiapannya memasuki era industri 4.0 melalui peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0. Ini menjadi wujud komitmen pemerintah untuk semakin mendongkrak daya saing industri manufaktur nasional di kancah global.

Berdasarkan hasil riset McKinsey, penerapan industri 4.0 mampu meningkatkan efisiensi manajemen operasi berkisar 5-12,5 persen. Selain itu, penerapan industri 4.0 dinilai dapat menekan pengeluaran untuk perawatan mesin hingga 10-40 persen dan meningkatkan daya tahan mesin 3-5 persen.

Airlangga menuturkan, revolusi industri 4.0 adalah satu-satunya revolusi industri yang terantisipasi. Kemenperin akan meluncurkan self assessment INDI 4.0 sebagai bagian tahapan implementasi nya. "Untuk itu, kami meminta pelaku industri untuk melakukan self assessment dalam kesiapan memasuki industri 4.0," tuturnya.

Di sela perhelatan WEF 2019, Airlangga akan dijadwalkan melakukan pertemuan dengan beberapa menteri dan pelaku industri. Misalnya, Menteri Ekonomi dan Perencanaan Arab Saudi, Mohammed al-Tuwaijri serta Menteri Perindustrian dan Perdagangan Qatar, Ali bin Ahmed al-Kuwari.

Selanjutnya, dengan pelaku industri, antara lain dari Apple, Coca-Cola, Abbott, Novartis, dan AT&T. Airlangga pun menekankan bahwa Indonesia ingin terus menjalin kerangka kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan sejumlah negara potensial. 

WEF Annual Meeting merupakan satu-satunya pertemuan tahunan terbuka dan inklusif untuk mengumpulkan para pemimpin masyarakat global. Forum ini melibatkan 100 pimpinan dan jajaran pemerintahan, eksekutif dari 1.000 perusahaan global serta pemimpin organisasi internasional dan organisasi nonpemerintah yang relevan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement