Rabu 23 Jan 2019 22:22 WIB

Jumlah Korban Banjir Gowa Bertambah

Korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor bertambah menjadi 11 orang.

Red: Israr Itah
Warga memperhatikan aliran sungai Jeneberang yang meluap di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/1/2019). Meluapnya sungai Jeneberang akibat curah hujan yang tinggi membuat sejumlah daerah di Kabupaten Gowa terendam banjir.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Warga memperhatikan aliran sungai Jeneberang yang meluap di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/1/2019). Meluapnya sungai Jeneberang akibat curah hujan yang tinggi membuat sejumlah daerah di Kabupaten Gowa terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menyatakan, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor bertambah menjadi 11 orang. Jumlah ini dua kali lipat lebih dibandingkan hari pertama

"Hari pertama musibah, Selasa 22 Januari itu lima orang karena banjir. Hari ini (23/1) enam korban ditemukan meninggal dunia karena longsor," ujar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan di Gowa, Rabu (23/1). 

Ia mengatakan korban meninggal dunia yang berhasil didata oleh tim penanggulangan bencana di lapangan yakni, Daeng Sadda (65) warga Kecamatan Manuju, Lina (30) juga warga Kecamatan Manuju. Kemudian bocah perempuan Ulfa berumur tiga tahun, Sri Wahyuni (11) dan Acce (21) yang semuanya adalah warga Kecamatan Manuju, menjadi korban akibat longsor. 

Sedangkan lima korban sebelumnya yakni, bocah Akram Al Yusran (3), warga Pangkabinanga, Rizal Lisantrio (48) warga BTN Batara Mawang karena tersengat listrik, Sarifuddin Dg Baji, serta seorang bayi yang belum teridentifikasi. Kemudian dua korban longsor lainnya juga belum teridentifikasi. 

"Data yang masuk mengenai korban longsor ini sudah diperbaharui per pukul 21.00 WITA. Jadi ada 11 total warga kami yang meninggal dunia dan ada 17 orang lainnya yang masih dinyatakan hilang," katanya. 

Adapun 17 orang warga yang dinyatakan hilang di Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju yakni, Mansyur (45), Lallo, Rahmatiah (45), Daeng Lobo,  Yana (10), Nurjannah (33), Asni (35), Sukma (45), Nurhipayah (20), bocah satu tahun Sikran. 

Kemudian kakek Daeng Bina (65), bocah satu tahun Rahul, Rapi (30), Basma (40), Bulan (15), Isra (30), dan Daeng Suji (40). Bupati mengatakan semua korban hilang ini adalah warga Kecamatan Manuju yang masih di cari oleh tim gabungan

Adnan menambahkan, elain korban banjir dan longsor dalam musibah tersebut, empat sarana infrastruktur jembatan penghubung juga dinyatakan terputus. Satu diantaranya adalah jembatan Bongaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement