Kamis 24 Jan 2019 06:15 WIB

Studi: Tak Perlu Tunggu Dua Jam untuk Tidur Setelah Makan

Faktor gaya hidup memiliki dampak yang lebih signifikan pada kadar glukosa darah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah biasa dipercaya makan sesaat sebelum tidur dapat berdampak buruk jangka panjang pada kesehatan Anda. Ini dapat mengarah ke masalah seperti peningkatan risiko kanker.

Dilansir di Independent, Rabu (23/1), para peneliti dari Sekolah Pascasarjana Ilmu Kesehatan di Universitas Okayama di Jepang tampaknya menolak pernyataan tersebut. Mereka menyatakan menyisakan waktu antara makan terakhir, dan tidur tidak mungkin mempengaruhi kadar glukosa darah.

Di Jepang, masyarakat disarankan memberi jeda dua jam di antara makan malam, dan tidur setidaknya tiga kali sepekan. Dalam penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Nutrition, Prevention and Health, para peneliti menganalisis data yang dikumpulkan antara 2012 dan 2014 dari 1.573 orang dewasa paruh baya dan lebih tua yang sehat dari Okayama di Jepang bagian barat.

Tidak ada orang dewasa yang memiliki kondisi kesehatan mendasar terkait diabetes, dua pertiga dari kohort adalah perempuan, dan mayoritas berusia di atas 65 tahun. Tim menilai pola makan kelompok itu, di samping faktor gaya hidup lain seperti berat badan, seberapa cepat mereka makan, berapa banyak aktivitas fisik yang mereka ambil dan apakah mereka merokok. Selama penelitian, para peneliti juga memantau tingkat HbA1, yang menunjukkan kadar glukosa darah individu selama periode dua hingga tiga bulan.

Minoritas peserta secara teratur pergi tidur dalam waktu dua jam setelah makan malam. Sementara tingkat rata-rata HbA1c dari kelompok naik sedikit di seluruh studi, meningkat dari 5,2 persen pada 2012 menjadi 5,58 persen pada 2013 dan 2014, para peneliti menyimpulkan bahwa meninggalkan setidaknya dua jam antara makan dan tidur memiliki pengaruh yang sangat kecil.

Mereka menemukan faktor gaya hidup lain seperti tekanan darah, aktivitas fisik dan minum berlebihan memiliki dampak yang lebih signifikan pada kadar glukosa darah.

Sementara para peneliti mengakui studi ini semata-mata bersifat observasional. Mereka percaya temuan mereka menunjukkan bahwa lebih banyak penekanan diperlukan pada mendorong orang mengikuti gaya hidup seimbang, daripada mendorong orang memberi jeda dua jam antara waktu tidur, dan waktu makan terakhir mereka.

Perhatian yang lebih besar harus diberikan pada porsi yang sehat dan komponen makanan, mendapatkan tidur yang cukup dan menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan. Variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang lebih mendalam pada proses metabolisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement