Sabtu 26 Jan 2019 01:41 WIB

Aktivitas Pantai Kuta Kembali Normal

Sampah yang terdampar di pantai sudah berkurang cukup banyak.

Red: Indira Rezkisari
Wisatawan mancanegara melintas di dekat tumpukan sampah yang berserakan di kawasan Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu (23/1/2019). Sampah kiriman yang terdampar akibat gelombang tinggi dan angin kencang tersebut mengakibatkan aktivitas warga dan wisatawan di Pantai Kuta terganggu.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Wisatawan mancanegara melintas di dekat tumpukan sampah yang berserakan di kawasan Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu (23/1/2019). Sampah kiriman yang terdampar akibat gelombang tinggi dan angin kencang tersebut mengakibatkan aktivitas warga dan wisatawan di Pantai Kuta terganggu.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Setelah sempat ditutup selama tiga hari sejak Selasa (22/1) lalu, aktivitas air di Pantai Kuta, seperti berenang dan berselancar, mulai normal. Sejak Jumat (25/1) Pantai Kuta dibuka kembali.

"Mulai Jumat (25/1) ini Pantai Kuta sudah dibuka kembali untuk aktivitas langsung di air, baik berenang dan surfing. Kondisinya sudah kembali normal," ujar Koordinator Badan Penyelawat Wisata Tirta (Balawista) Badung, I Ketut Ipel, di Kuta, Badung, Bali.

Ia menjelaskan, pembukaan kembali aktivitas air di Pantai Kuta tersebut berdasarkan pengamatan kondisi gelombang laut dan angin yang mulai normal. Serta sampah kiriman yang terdampar di pesisir pantai sudah berkurang drastis.

"Untuk sampah kami tadi pagi juga sudah bergotong royong bersih-bersih bersama murid beberapa sekolah dari Kuta dan tokoh masyarakat juga dengan petugas DLHK Badung. Sampah sudah tidak sebanyak beberapa hari yang lalu" katanya.

Meskipun cuaca telah berangsur normal, Badan Penyelawat Wisata Tirta (Balawista) Badung tetap menyiagakan sebanyak 183 personel Balawista yang tersebar di 26 titik pos di seluruh Badung, yaitu sepanjang Pantai Nusa Dua hingga Pantai Seseh. "Kami tetap akan terus mengawasi aktivitas wisatawan di pantai. Khusus di Pantai Kuta setiap posnya ada tujuh orang personel Balawista uang ditempatkan di sembilan pos yang tersebar sepanjang Pantai Kuta hingga Legian," katanya

Akibat cuaca buruk, aktivitas wisatawan di perairan Pantai Kuta sempat ditutup dengan teknis menggabungkan bendera yang biasa dipasang terpisah sebagai tanda area berenang, menjadi satu tempat. Pemasangan bendera di satu tempat itu menandakan tidak adanya area di perairan Pantai Kuta yang aman digunakan untuk berenang.

Selain itu, personel Balawista juga memberikan imbauan kepada pengunjung secara langsung maupun melalui pemberitahuan yang diumumkan petugas di setiap pos Balawista. Hal tersebut sempat mengakibatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Kuta tampak sedikit menurun dibanding hari-hari biasanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement