Sabtu 02 Feb 2019 04:57 WIB

Sandra Dewi Berbagi Pengalaman Menjadi Ibu Milenial

Dia lebih percaya informasi yang akurat bersumber dari para ahli.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Sandra Dewi
Foto: Darmawan / Republika
Sandra Dewi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain menjalani profesinya sebagai aktris, Sandra Dewi sedang sibuk menjadi seorang ibu bagi anaknya, Raphael Moeis. Di usia yang masih terbilang muda, ia juga bisa disebut sebagai ibu milenial. Dalam sebuah talkshow di Jakarta, Kamis (31/1), dirinya membagikan pengalamannya menjadi ibu milenial.

Sandra mengaku dirinya paling telat nikah jika dibandingkan dengan sahabat-sahabatnya. Sebelum hamil, Sandra enggan mendengar pembicaraan tentang anak sahabatnya yang sudah memiliki anak.

Dia merasa belum saatnya mengetahui hal itu. Namun, ketika mengetahui dirinya hamil, dia merasa kebingungan dan panik karena merasa tidak tahu apa pun soal kehamilan.

Mulai dari situ ia ingin menggali informasi mengenai kehamilan, terlebih tentang pemenuhan nutrisi seimbang bagi anak sejak masa hamil. "Saya orangnya paling nggak percaya sama mitos, jadi saya lebih percaya informasi yang akurat bersumber dari para ahli," ucap Sandra.

Namun, karena tidak mungkin bisa bertemu dokter setiap hari, maka di zaman digital ini dirinya bersyukur karena merasa sangat beruntung ada aplikasi yang membantu para ibu menjalani perannya lebih mudah dan nyaman. Saat ini, para ibu bisa mendapatkan banyak informasi bersumber dari para ahli terkait nutrisi anak hanya dalam sebuah aplikasi.

Saat awal masa kehamilan, Sandra langsung memutuskan pergi ke dokter kandungan. Lalu ia mengunduh aplikasi yang paling sesuai dengan kondisi ibu di Indonesia. Mulai dari mengetahui makanan yang bagus dimakan ketika hamil sampai semua perkembangan janin atau bayi dapat dilihat di sebuah aplikasi.

Menurut Sandra, keuntungan ibu milenial adalah teknologi. Kekurangannya, tidak semua informasi yang tersebar di media digital itu benar. Setiap informasi yang diperoleh ibu harus dipastikan kebenarannya. 

Maka dari itu, dia lebih percaya informasi yang akurat bersumber dari para ahli.

Menurutnya, memperhatikan tumbuh kembang anaki seorang ibu milenial merupakan hal yang sulit.

"Dengan media sosial, kita dapat melihat anak orang lain dan mulai membandingkan tumbuh kembang anak kita dengan tumbuh kembang anak orang lain," ucap Sandra.

Namun, dia meyakini setiap anak mempunyai tumbuh kembang yang berbeda sehingga tidak bisa disamakan. Jadi, tidak perlu membandingkan tumbuh kembang anak dengan orang lain. 

Intinya, dia menganjurkan ibu milenial untuk menyaring informasi karena tidak semua informasi itu benar. Tidak perlu panik dan membanding-bandingkan atau mendengar omongan orang lain yang kurang baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement