Ahad 10 Feb 2019 20:16 WIB

Rektor Paparkan Agenda Agro Maritim 4.0 di Monash University

IPB tekankan para lulusannya adaptif dan sesuai dengan perubahan yang terjadi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Maman Sudiaman
Rektor IPB Arif Satria berbincang dengan Federal Minister for Education, Govt of Australia Hon. Daniel Thomas Tehan di Melbourne terkait Penguatan kerja sama Pendidikan dan Riset IPB dengan Monash University, Deakin University, dan University of Adelaide.
Foto: dok. Istimewa
Rektor IPB Arif Satria berbincang dengan Federal Minister for Education, Govt of Australia Hon. Daniel Thomas Tehan di Melbourne terkait Penguatan kerja sama Pendidikan dan Riset IPB dengan Monash University, Deakin University, dan University of Adelaide.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria berkesempatan mempresentasikan Agenda Agro-maritim 4.0 pada forum Boardmeeting Australia Indonesia Center (AIC) Clayton Campus, Monash University pada 4-8 Februari 2019. Dalam paparanya Arif mengatakan perlunya adaptasi yang cepat menyikapi dinamika teknologi.

"Dalam hal ini teknologi memegang peran penting oleh karenanya Sumber Daya Manusia sebagai kunci keberhasilan," kata Arif dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika, Ahad (10/2). 

Untuk itu, Arif menekankan pentingnya IPB untuk mempersiapkan mahasiswa lulusannya agar adaptif dan sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Terutama jika dikaitkan kebutuhan ketrampilan masa depan atau future skill

Sehingga, kata Arif, mahasiswa lulusan IPB nantinya siap untuk dapat mengikuti proses re-skilling maupun up-skilling. Teutama selama menjalani karier baik sebagai techno and socio-preneur atau profesi lainnya yang mumpuni.

Selama kunjungan di Monash University, Arif juga bertemu dengan Vice President Abid Khan dan Direktur AIC Eugene Sebastian. Dalam pertemuannya untuk membahas kelanjutan kerja sama riset konsorsium AIC fase kedua yang memasuki fase research with impact (2019-2022).

Rektor yang kerap menjadi imam masjid di kampusnya ini mengatakan, tujuh perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN BH) dan empat universitas di Australia akan terlibat dengan mengambil lokasi riset sebagai learning site di luar Jawa. "Riset interdisiplin ini akan menjawab berbagai bidang permasalahan terkini terkait pangan, air, infrastruktur, transport, logistik, dan kesehatan di wilayah Indonesia bagian timur," ungkap Arif. 

photo
Rektor IPB Arif Satria bersama President university of Adelaide.

Dia memastikan konsep kerja sama antar pihak perguruan tinggi, pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi hal yang juga didiskusikan. Hal tersebut dilakukan untuk ditindaklanjuti antara IPB dan Monash. 

Selanjutnya, perluasan kerja sama juga dibahas antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai tindak lanjut kunjungan Dekan FEM IPB pada Oktober 2018. "Hal ini khususnya untuk persiapan program double degree manajemen dan global business (Faculty of Economics and Business) untuk program S1 dan S2," ungkap Arif. 

Dia menambahkan mobilitas mahasiswa antara dua institusi menjadi agenda yang juga segera akan ditindaklanjuti. Selain itu, Arif menegaskan pihak Monash University juga sedang mempersiapkan program master multidisiplin baru bidang ilmu pangan dan agribisnis. 

Program tersebut akan melibatkan fasilitas Food Innovation Center Monash University yang secara langsung mendekatkan antara dunia bisnis dengan kampus melalui riset-risetnya dengan dilengkapi berbagai fasilitas modern. "IPB akan menjajagi untuk bisa bekerjasama dalam program Degree tersebut," ujar rektor yang handal memainkan bass ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement