Senin 18 Feb 2019 13:13 WIB

Bagaimana Fitrah Manusia Menurut Alquran? (1)

Ibnu Katsir mendasarkan pendapatnya pada ayat-ayat Alquran

Red: Hasanul Rizqa
(ilustrasi) tauhid
Foto: Republika/Hasanul Rizqa
(ilustrasi) tauhid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada suatu kata-kata bijak yang berbunyi, "Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh dia telah mengenal Tuhannya.” Terlepas dari perdebatan apakah ungkapan itu hadits Nabi Muhammad SAW atau bukan, suatu pesan dapat diambil darinya.

Manusia dibekali akal dan hati. Dengan dua instrumen itu, manusia dapat menjalani kehidupan di muka bumi tidak sebagaimana hewan, tumbuhan, atau benda mati. Selalu ada keinginan untuk menemukan hakikat diri.

Lantas, bagaimana Islam mengajarkan tentang pembawaan manusia? Seperti dijabarkan Prof Yunahar Ilyas dalam bukunya, Tipologi Manusia Menurut Al-Qur’an (2007, Labda Press), para ilmuwan Muslim telah memberikan pendapatnya masing-masing, dengan bersandar pada Alquran dan Sunnah Nabi SAW.

Misalnya, Ibnu Katsir, yang membahas surah al-A'raf ayat ke-172. Terjemahannya sebagai berikut. "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

Menurut pakar ilmu tafsir Alquran itu, ayat tersebut menjelaskan, setiap anak cucu Nabi Adam AS telah memberikan kesaksian sebelum mereka dilahirkan ke dunia. Kesaksian itu pada intinya menegaskan, Allah SWT adalah Rabb, Malik, dan Ilah-nya. Tidak ada satu zat pun yang berhak disembah selain Allah saja.

Pendapat itu, ungkap Yunahar Ilyas, termaktub dalam kitab Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir II. Berangkat dari penjelasan Ibnu Katsir itu, dapatlah dipahami setiap manusia memiliki fitrah bertauhid. Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia untuk tetap berada dalam fitrah tersebut.

Caranya dengan manusia itu mengikuti agama Allah yang lurus (Islam).Hal itu sudah ditunjukkan oleh Sang Pencipta, melalui misalnya surah ar-Rum ayat ke-30. Terjemahannya, "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement