Selasa 26 Feb 2019 04:16 WIB

Pembangunan Tol Semarang-Demak Dimulai Tahun Ini

Pembangunan tol Semarang-Demak akan dikerjakan selama dua tahun.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Pembangunan jalan tol (ilustrasi).
Foto: Antara
Pembangunan jalan tol (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak sepanjang 27 km ditargetkan bisa mulai dikerjakan konstruksinya pada 2019. Keberadaan tol tersebut diharapkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan menambah kapasitas jaringan jalan yang sudah ada untuk melayani kawasan utara Jawa.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, desain sebagian jalan tol Semarang-Demak akan terintegrasi dengan pembangunan tanggul laut Kota Semarang.

Baca Juga

"Diharapkan apabila Jalan Tol Semarang-Demak sudah selesai maka banjir rob di Semarang akan tertangani karena sekaligus berfungsi sebagai tanggul rob dan bersinergi dengan pembangunan tanggul, polder dan rumah pompa yang dikerjakan oleh Ditjen Sumber Daya Air," katanya melalui siaran tertulis, Senin (25/2).

Pembangunan jalan tol dengan nilai investasi Rp 15,3 triliun ini ditargetkan akan berlangsung selama dua tahun. Pembangunan jalan tol Semarang-Demak membutuhkan lahan seluas 1,89 juta meter persegi. Lahan dibagi menjadi dua seksi, yatu seksi I Kota Semarang dan Seksi II Kabupaten Demak.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, banjir rob di Kota Semarang lama kerap terjadi dan menggenangi jalan nasional sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas dan terganggunya perekonomian di sekitar wilayah Genuk, Kaligawe, dan sekitarnya. Padahal di sana terdapat sejumlah pusat industri. Ia berharap, pembangunan tol tersebut sekaligus merevitalisasi kawasan industri di sana.

"Begitu jalan tolnya dibangun kawasan industri tidak lagi terdampak rob, sehingga bisa kembali membangkitkan ekonomi baru di sana," ujarnya, Senin (25/2).

Saat ini, proyek jalan tol itu masih dalam tahapan lelang investasi. Sebanyak empat konsorsium telah lulus dalam proses pra-kualifikasi dan selanjutnya akan tahapan pemasukan penawaran.

Keempat konsorsium itu adalah PT Jasa Marga (Persero), PT Waskita Toll Road, PT Adhi Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero). Lalu ada konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Misi Mulia Metrical. Lalu ada PT China Harbour Indonesia dan terakhir Sinohydro Corporation Limited.

"Jika semua berjalan sesuai rencana lelang, proses penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) bisa dilakukan pada awal Mei 2019," kata Danang.

Secara teknis, Jalan Tol Semarang-Demak direncanakan memiliki empat simpang susun yaitu Kaligawe, Terboyo, Sayung, dan Demak. Kecepatan rencana 100 km per jam dengan arah pelebaran pada jalan tol tersebut adalah pelebaran ke dalam dengan jalur awal 2x2 dan jalur akhir 2x3.

Sementara mengenai penerapan multi lane free flow (MLFF) atau sistem transaksi tol tanpa berhenti ditargetkan dapat terealisasi pada 2020. Saat ini, pemerintah telah memberikan kesempatan kepada calon investor untuk melakukan studi kelayakan atau feasibility studies guna mengetahui efektivitas penerapan kebijakan tersebut.

Danang menambahkan, kemungkinan ada dua sistem yang akan dipilih dalam penerapan MLFF yakni Radio Frequency Identification (RFId) dan Global Navigation Satelite System (GNSS).

"Jadi kami tidak memilih teknologinya, namun kinerjanya. Misalnya dari sisi kegagalan transaksi maka semakin kecil kegagalan transaksinya semakin baik dan tentu dengan biaya lebih efisien," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement