Selasa 26 Feb 2019 16:55 WIB

Kawanan Gajah Masih Berkeliaran di Perkampungan Aceh

Gajah mencari makan di perkampungan karena habitatnya rusak.

Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu gajah di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli,  Sumatera Utara.
Foto: Dok Humas KLHK
Salah satu gajah di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, Sumatera Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kawanan gajah liar hingga kini masih berkeliaran di empat desa di Kabupaten Pidie, Aceh. Kawanan gajah ini bahkan sempat mengamuk akibat habitatnya di hutan telah rusak karena alih fungsi lahan dilakukan masyarakat.

"Di empat gampong, yakni Pulo Lhoih dan Keune di Geumpang, serta Alue Calong dan Lhok Keutapang di Tangse," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek, Selasa (26/2).

Baca Juga

Ia mengaku, konflik gajah liar dan manusia ini telah terjadi pekan lalu. Lahan perkebunan dan persawahan warga setempat menjadi sasaran amukan hewan memiliki belalai panjang tersebut.

Pemerintah setempat telah memberikan bantuan berupa petasan kepada kelompok masyarakat di empat gampong tersebut guna menghalau gajah liar demi menjaga lahan pertanian, terutama di malam hari.

Ia memastikan, Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Pidie telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk melakukan penanganan, termasuk mengusir hewan bertubuh tambun yang memiliki daya ingat kuat ini kembali ke dalam hutan.

"Akibat konflik ini, belum menimbulkan korban jiwa baik anak-anak maupun dewasa. Walau kawanan gajah ini, masih berkeliaran di dekat lahan-lahan pertanian milik penduduk," ujar Dadek.

Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Lhokseumawe, Dedi Irvansyah mengatakan, populasi gajah Sumatera liar, baik di wilayah Utara, Timur maupun Barat-Selatan di Aceh diperkirakan hanya tinggal sekitar 800 ekor.

Jumlah tersebut meningkat sekitar 10 persen dari 2018. "Hal itu dikarenakan terlihat anak gajah di dalam kelompoknya masing-masing," katanya.

Ia mengemukakan, satwa yang dilindungi dengan nama latin Elephas maximus sumatranus di provinsi paling Barat di Indonesia ini tersebar di beberapa daerah, akibat memiliki habitat yang selalu dilintasi setiap tahun dalam mencari makanan.

Dia merujuk Aceh Timur dan Tamiang sendiri terdapat sekitar empat sampai lima kelompok kawanan gajah, sedangkan Aceh Utara ada tiga kelompok, dan Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen diperkirakan sekitar empat kelompok. Sedangkan, Pidie Jaya dan Pidie terdapat dua kelompok.

"Yang terpantau kita di beberapa wilayah tersebut, ada beberapa kelompok gajah. Dalam satu kelompok kawanan gajah ini berjumlah mulai dari 15 hingga 20 ekor lebih," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement