Sabtu 09 Mar 2019 05:53 WIB

Guru TK Harus Berinovasi Hadapi Perkembangan Teknologi

Guru TK harus aktif membentengi anak dari pengaruh negatif teknologi informasi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Aktivitas membaca secara rutin diselenggarakan Readathon. Sebuah aktivitas membaca secara kolosal, melibatkan semua murid dan guru di SD Juara Paragon Cimahi.
Foto: dok. Rumah Zakat
Aktivitas membaca secara rutin diselenggarakan Readathon. Sebuah aktivitas membaca secara kolosal, melibatkan semua murid dan guru di SD Juara Paragon Cimahi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi menggandeng guru Raudhatul Athfal (RA) atau Taman Kanak-Kanak (TK) untuk aktif membentengi anak-anak dari pengaruh negatif teknologi informasi. Langkah tersebut dilakukan agar anak-anak menjadi generasi yang cerdas secara otak, spiritual, dan bugar secara fisik.

Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat membuka secara resmi Rapat Kerja Daerah (Rakerda) IV Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Sukabumi di salah satu hotel di Jalan Selabintana Kota Sukabumi Jumat (8/3). Kegiatan tersebut mengusung tema dengan rakerda kita tingkatkan IGRA sebagai organisasi yang mandiri, profesional, dan bermartabat.

Baca Juga

''Para guru RA dituntut memiliki kreatifitas dan inovasi yang bagus dalam menghadapi perkembangan teknologi,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Sehingga harapannya anak-anak mampu menyerap ilmu dengan mudah dan menyenangkan serta mendapatkan pondasi agama yang kuat.

Oleh karena itu kata Fahmi peningkatan kualitas guru adalah hal yang mutlak untuk dilakukan. Sebabnya pendidikan agama merupakan investasi terbesar untuk anak-anak.

Peran tersebut kata Fahmi, salah satunya dijalankan guru yang tergabung dalam IGRA. Di mana guru harus berperan aktif membangun intelektual, kecerdasan, dan kebugaran fisik.

Hal ini juga terang Fahmi akan mendukung pencapaian visi misi Kota Sukabumi yakni mewujudkan masyarakat yang religius, nyaman, dan sejahtera (Renyah). " Saya memiliki harapan besar ke IGRA dalam melakukan koloborasi pembangunan," kata dia.

Fahmi menerangkan, rakerda ke-IV IGRA jadi momentum untuk bagaimana mengokohkan para guru RA. Terutama membuat desain melakukan belajar mengajar dengan baik dan terus berinovasi.

Upaya ini kata Fahmi, diperlukan karena adanya kekhawatiran terkait adanya percepatan pembangunan insfrastruktur dan transportasi seperti jalan tol, kereta double trek dan lapangan terbang di Sukabumi.

Ketika semua itu terjadi maka anak-anak generasi bangsa dikhawatikan ikut terbawa arus pengaruh budaya yang masuk dari adanya pendatang dari daerah lain."Sebab tidak menutup kemungkinan pada saat percepatan pembagunan terwujud, maka banyak orang luar datang ke kota,'' imbuh Fahmi. Kedatangan orang luar tersebut membawa kebiasaan pola hidup dan hal ini yang harus diantisipasi.

Fahmi mengatakan, mengingat kondisi saat ini percepatan informasi teknologi begitu cepatnya yakni revolusi industri 4.0 maka membuat semua hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian semakin hilang dan kondisi ini tentu begitu mengkhawatirkan. Bahkan fenomena saat ini orangtua lebih asik memainkan telepon genggamnya. Sehingga mencontohkan para siswa lebih asyik memainkan handphone (HP).

"Fenomena ini tentunya menjadi hal yang mengkhawatirkan karena mereka pengguna HP jauh lebih cepat menjadi dewasa dan kadang anak kita lebih cerdas dan piawai menggunakan HP,'' ujar Fahmi. Oleh sebab itu selain menguatkan kecerdasan otak, IGRA harus bisa membentuk karakter pribadi anak lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement