Sabtu 16 Mar 2019 07:50 WIB

JIC Buka Peserta Pendidikan Kader Peradaban Islam

Pelatihan gratis dan peserta mendapatkan sertifikat.

Red: Irwan Kelana
Jakarta Islamic Centre (JIC), Koja, Jakarta Utara.
Foto: Dok JIC
Jakarta Islamic Centre (JIC), Koja, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta Islamic Centre (JIC) memberikan kesempatan kepada para pendakwah dan aktivis Islam yang berminat mengikuti Pendidikan Kader Peradaban Islam. Pelatihan ini dirancang sebanyak 10  kali pertemuan mulai tanggal 18 sampai dengan 28 Maret 2019. 

Kegiatan tersebut digawangi para pakar dan praktisi di bidangnya.  “Bagi peminat serius silakan mendaftar karena pendidikan ini mendapat beasiswa full. Gratis dan mendapat makan dan snack serta sertifikat,” kata Kata Kepala Divisi Pendidikan Pelatihan Badan Managemen Jakarta Islamic Centre, Rakhmad Zailani Kiki melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/3).

Ia menambahkan, Islam sebagai sebuah peradaban yang paripurna dan sempurna tetapi apakah dalam aplikasi sudah sesuai dengan yang didengungkan? Bagaimana perkembangan Islam yang ideal pernah lahir di dunia? Mengapa Islam sebagai pusat peradaban mengalami pasang surut? Bagaimana peradaban Islam di era Nabi? Apakah peradaban Islam di era Nabi bisa diaplikasikan pada era modern, terutama di era industri 4.0 ini? Bagaimana umat Islam,  khususnya dai dan mubaligh,  dapat memanfaatkan media online/media sosial untuk melakukan dakwah dan kerja-kerja dalam menjayakan kembali peradaban Islam? 

“Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang menjadilan landasan kami untuk mengadakan kegiatan ini sesuai dengan visi Jakarta Islamic Centre sebagai pusat peradaban Islam," ujar lelaki yang akrab dipanggil Kiki.

Ia menjelaskan persyaratan untuk mengikuti pelatihan ini adalah  muslim/muslimah, usia maksimal 50 tahun, pendidikan minimal SMA atau sederajat, pegiat Islam/aktivis dakwah/pengurus organisasi Islam. “Agar pelatihan efektif, jumlah  peserta dibatasi hanya 30 orang,” tuturnya.

Mata kuliah yang diajarkan adalah sejarah peradaban Islam dari masa Rasulullah SAW hingga runtuhnya Turki Usmaniyah;  tantangan dakwah kini dan esok; masjid sebagai sentrum peradaban;  the art of dakwah digital;  e-community development; dan e-philantropy. “Selain itu, wakaf produktif, kemandirian ekonomi tanpa riba, psikologi netizen, personal branding, dan technoscience,” papar Rahmad.

Kepala Sekretariat Jakarta Islamic Centre, Ahmad Juhandi menegaskan visi dan misi Jakarta Islamic Centre adalah menjadi sentrum peradaban Islam di Jakarta dan Indonesia pada umumnya bersinergi dengan Islamic Centre daerah lainnya. “Untuk itu JIC perlu mencetak kader-kader yg mampu mengembangkan peradaban Islam," kata Ahmad Juandi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement