Ahad 17 Mar 2019 17:55 WIB

Hati-hati, Menahan Buang Air Kecil Picu Penyakit Ginjal

Air dalam kandung kemih jika tak dikeluarkan akan menimbulkan kristal

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Menahan buang air kecil (ilustrasi)
Foto: shape.com
Menahan buang air kecil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi Anda yang sering menahan buang air kecil (bak) maka berhati-hatilah. Menurut Direktur Kesehatan Lingkungan Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali, kebiasaan ini bisa memicu sakit ginjal.

"Kalau sudah banyak minum, harus juga buang air kecil. Jangan ditahan-tahan, ke rumah baru buang air kecil. Itu salah satu faktor penyebab kerusakan ginjal," jelasnya di sela acara Peringatan Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Ahad (17/3).

Menurutnya, jika air dalam kandung kemih terkumpul lambat laun konsentrasi meningkat. Jika air tidak dikeluarkan mulailah timbul kristal. "Apalagi kalau minuman yang dikonsumsi banyak mengandung vitamin c. Kristal akan lebih cepat kalau tidak dikeluarkan akan jadi batu," ujarnya.

Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG), Diana Sunardi, juga mengatakan menahan buang air kecil berbahaya dan bisa memicu sakit ginjal. Ia menjelaskan pada saluran kemih urin dari kandung kemih sebenarnya masih steril. Kemudian, urin melewati saluran kandung kemih bawah atau uretra. "Nah dari luar ini kuman bisa masuk ke dalam, bisa berjalan. Jadi waktu-waktu tertentu harus didorong agar kuman keluar bukan naik ke atas. Jadi kalau tidak pipis, kuman naik terus dan berkembang biak," jelasnya.

Diana menjelaskan kuman bisa berkembang biak di uretra. Setelah itu lama-lama akan berkembang biak di kandung kemih. Jika kuman sudah di kandung kemih maka bisa masuk ke ginjal. "Penyakit awal infeksi saluran kemih lalu ginjal," tambahnya.

Lalu berapa kali idealnya orang berkemih setiap hari? Menurut Diana sebenarnya tidak ada hitungan jam. Tetapi seharusnya jika seseorang minum sehari dari pagi dan jeda satu jam sekali, harusnya dalam sehari bisa enam kali berkemih. "Kalau lebih dari enam kali masih normal terutama kalau wanita. Ini karena uretara lebih pendek jadi lebih sering berkemih dibanding pria," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement