Senin 18 Mar 2019 15:10 WIB

Rumah Rusak Akibat Gempa Lombok Diperkirakan Bertambah

TNI harus kerja keras mendata kerusakan rumah sejak gempa sebelumnya hingga kini.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Petugas medis memerika kondisi korban meninggal dunia tertimbun longsor akibat gempa bumi, Tai Sieu Kim (56) asal Malaysia di Puskesmas Bayan, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Ahad (17/3/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Petugas medis memerika kondisi korban meninggal dunia tertimbun longsor akibat gempa bumi, Tai Sieu Kim (56) asal Malaysia di Puskesmas Bayan, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Ahad (17/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto meninjau lokasi terdampak gempa di Dusun Solong, Desa Pesanggarahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (18/3). Benny menyampaikan personel TNI sudah ikut menyelesaikan proses evakuasi korban longsor air terjun Tiu Kelep di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Meski begitu, dia katakan, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan.

"Perlu kerja keras terutama dalam pendataan karena kerusakan rumah dari (gempa) tahun lalu dengan ini akan bertambah lagi, yang semula rumah rusak ringan dan rusak sedang menjadi rusak berat. Ini akan kita lakukan pendataan ulang sambil melakukan pencairan dana yang sedang kita kerjakan," ujar Benny.

Baca Juga

Benny melanjutkan TNI telah mengerahkan 1.000 personel yang punya spesifikasi membangun infrastruktur untuk membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Lombok.

"Evakuasi sudah kita lakukan. Semua korban luka dan korban jiwa sudah teratasi semua. Sekarang kita fokus mendata ulang kerusakan rumah agar segera diverifikasi dan untuk percepatan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Benny.

Benny juga meminta personel TNI mengecek laporan tentang adanya pembangunan rumah tahan gempa (RTG) yang rusak akibat gempa kemarin. Berdasarkan laporan sementara, kata Benny, kerusakan mayoritas berada pada sisi sambungan rumah sehingga banyak rumah yang awalnya masuk dalam kategori rusak ringan dan rusak sedang kini menjadi rusak berat.

"Kita akan cek apakah rumah yang sedang kita kerjakan apakah rusak lagi atau tidak. Mudah-mudahan tidak ada. Kalau ada ini menjadi bahan evaluasi karena rehabilitasi kita harapkan agar tidak ada lagi rumah roboh," kata Benny menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement