Senin 18 Mar 2019 16:20 WIB

Suara April Gambarkan Pentingnya Berpolitik

Film Suara April mengajak milenial menggunakan hak pilihnya pada 17 April.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
(Kika) Bio One, Amanda Manopo dan Dewi Gita pada Galapremier film Suara April di Epiwalk, Jumat (15/3) malam. Film ini didukung penuh oleh KPU sebagai salah satu upaya menyosialisasikan pemilu bagi milenial.
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
(Kika) Bio One, Amanda Manopo dan Dewi Gita pada Galapremier film Suara April di Epiwalk, Jumat (15/3) malam. Film ini didukung penuh oleh KPU sebagai salah satu upaya menyosialisasikan pemilu bagi milenial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama hampir 15 tahun, Desa Rampang (fiktif) selalu absen dalam penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). Selama itu pula warga desa bersikap apatis terhadap calon pemimpin di daerahnya.

Bagi mayoritas warga, bergoyang dan menikmati orkes dangdut lebih berarti ketimbang harus duduk mendengar penyuluhan pemilu atau datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Adalah Djohari (almarhum Torro Margens) pemimpin ormas masyarakat yang dituakan yang menjadi dalang atas keapatisan warga.

Baca Juga

Menggunakan kapasitas dan otoritasnya sebagai tokoh paling berpengaruh, Djohari tidak mengizinkan warga untuk aktif berpolitik dan menggunakan hak suaranya. Djohari malah memengaruhi warga untuk lebih menyukai alunan musik dangdut dari pada berpolitik.

Keadaan mulai berubah saat anak Djohari, Nurlaela (Amanda Manopo), merasa gelisah karena SMA swasta tempatnya mengajar terancam gulung tikar. Keterbatasan ekonomi keluarga siswa, biaya operasional sekolah yang semakin melejit, dan jumlah siswa yang semakin sedikit menjadi alasan utama pailitnya sekolah menengah atas satu-satunya di Rampang tersebut.

Secara tidak sengaja, Chandra (Bio One) yang datang ke Desa Rampang sebagai penyuluh pemilu, bertemu dengan Nurlaela. Kian hari, hubungan keduanya semakin dekat hingga sering berbagi keluh.

Chandra pun menyadarkan Nurlaela tentang arti penting pemimpin daerah. Menurut Chandra, pemimpin daerah  bisa menjadi solusi atas permasalahan pendidikan dan sosial di Rampang.

Akhirnya, keduanya berjuang menyadarkan masyarakat untuk melek politik. Tentunya, jalan mereka tak mudah. Keduanya harus berjuang melawan kuasa Djohari.

Begitulah cuplikan film Suara April besutan Emil Heraldi dan Wicaksono Wisnu Legowo. Film yang di dukung penuh oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini menjadi salah satu upaya menyosialisasikan dan mengajak milenial untuk berpartisipasi pada pemilu tahun ini.

"Media film saya rasa cukup efektif untuk menggaet para milenial atau bahkan masyarakat secara umum," kata Ketua Umum KPU Arief Budiman pada Gala Premier Suara April, Jumat (15/3) malam.

Sementara itu, salah satu pemeran Suara April, Amanda Manopo, mengungkap bahwa film yang diproduseri oleh Darius Sinathrya tersebut memiliki banyak pesan moral yang layak ditonton oleh semua kalangan masyarakat. Milenial, khususnya, dapat menjadikan Suara April sebagai ajang belajar politik.

"Pesan yang bisa diambil di film ini banyak banget dan aku harap pesan itu bisa sampai kepada masyarakat," ujar Amanda.

Pemutaran perdana Suara April yang digelar di Epiwalk Kuningan, Jakarta Selatan, dihadiri oleh para pemain, seperti Amanda, Dewi Gita, Bio One, dan Sherina Klasika. Setelah penayangan perdana, film non komersil ini akan ditayangkan di seluruh layar lebar Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement