Senin 18 Mar 2019 19:07 WIB

Dosen UMM Pecahkan Rekor Pemilik HKI Terbanyak Se-Indonesia

Ishomuddin memiliki 120 HKI.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Ishomuddin, belum  lama ini memperoleh penghargaan bergengsi dari Museum Rekor-Dunia Indonesia  (MURI).
Foto: dok. Humas UMM
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Ishomuddin, belum lama ini memperoleh penghargaan bergengsi dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Ishomuddin, belum lama ini memperoleh penghargaan bergengsi dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Ia didapuk sebagai pemilik Hak Kekayaan Intelektual (HKI) terbanyak se-Indonesia, yakni 100 HKI.

Sebenarnya, pria yang pernah juga dinobatkan sebagai dosen berprestasi pada tahun 2017 lalu ini memiliki 120 daftar HKI. Namun ia memilih untuk membulatkannya menjadi 100 saat mendaftarkan perolehannya.

Baca Juga

“Buah pemikiran-pemikiran itu mesti disebarkan agar kebermanfaatannya meluas. Rekor ini saya persembahkan sepenuhnya untuk Universitas Muhammadiyah Malang,” ungkapnya melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/3).

Menurut Ishomuddin, buku dan jurnal bukan satunya-satunya hal yang harus selalu dibanggakan. Seorang pendidik mesti lebih bisa berbuat dari yang biasa-biasa saja.

Saat ditanya tentang prosesnya menghasilkan banyak HKI, Ishomuddin menceritakan kegiatan rutinnya. “Sejak selesai asar hingga pukul dua belas malam, saya di depan laptop sembari membaca dan mendalami berbagai hal,” ceritanya.

Kesungguhan tersebut, kata dia, yang mengantarnya ke pintu kesuksesan. Bagi Ishomuddin, hal-hal yang ia lakukan hanya kebiasaan semata. Selain itu, sabar dalam berproses yang tidak singkat menjadi kunci.

Baginya, pendidik bukan hanya mengajar, namun lebih dari itu. “Membekali diri dengan membaca dan meneliti adalah keharusan bagi saya, supaya ketika menyampaikan ilmu itu benar-benar objektif,” kata dia.

Menurut Ishomuddin, ketika memilih profesi di bidang pendidikan untuk digeluti, ini perlu dibarengi sikap serius dan fokus. Hal ini yang akan membawa keberkahan karena menjalankan dengan ikhlas setiap tugas. Dengan demikian, materi akan mengikuti di belakang dengan kesungguhan.

“Sukses itu bukan karena pintar saja, rutinitas yang baiklah yang menentukan. Tinggal mau menjalankan atau tidak,” ucapnya.

Ishomuddin berprinsip, bahwa rezeki dan ilmu itu kesatuan yang begitu erat. Ilmu akan memuliakan siapapun yang mendapatkannya. "Yakni kemuliaan hidup, kemuliaan sosial dan kemuliaan dalam kebermanfaatan bagi sesama. Rezeki, berupa kelimpahan materi akan mengikuti setelah ilmu didapatkan," kata dosen yang mendalami sosiologi masyarakat Islam ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement