Jumat 22 Mar 2019 22:22 WIB

IKM Siapkan Rantai Pasok Industri Otomotif Nasional

Salah satu IKM yang mengarah pada pengembangan rantai pasok ada di Jateng

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan peluncuran program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Barat, di PT Anugrah Indofood Barokah Makmur Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi, Senin (18/3).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan peluncuran program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Barat, di PT Anugrah Indofood Barokah Makmur Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi, Senin (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAWA TENGAH – Industri Kecil dan Menengah (IKM) menyiapkan rantai pasok industri otomotif di tingkat domestik. Salah satu IKM yang menunjukkan perubahan untuk pengembangan rantai pasok industri otomotif ada di Jawa Tengah. 

“Ada komitmen dan keseriusan dari Koperasi Batur Jaya (KBJ) yang merupakan IKM logam,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/3). 

Baca Juga

Produksi logam di KBJ, kata dia, dapat menghasilkan 200 buah cylinder sleeve per bulan. Adapun cylinder sleeve dipergunakan sebagai alat bantu dalam memproduksi piston ring untuk PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Airlangga menilai, produktivitas IKM logam itu tidak lepas dari dukungan swasta salam mendonasikan mesin-mesin produksi.

Sebagai informasi, IKM logam yang berada di sentra Ceper memiliki 300 pelaku usaha yang mana 150 IKM tersebut merupakan anggota KBJ. Dari IKM yang tersebar di sentra industri logam tersebut, kata dia, setidaknya terdapat 4.000 tenaga kerja yang terserap. 

Dia menjelaskan, dalam rangka menyiapkan rantai pasok industri otomotif, perlu perencanaan, pelatihan, dan pendampingan dengan metode yang tepat selama kurang lebih dua tahun lamanya. Sementara itu, IKM logam yang tergabung dalam KBJ mampu masuk ke area dengan persyaratan tinggi mulai dari kualitas, produktivitas, teknologi, hingga kontuinitas suplai.

“Dua setengah tahun lalu saya ke sini, progresnya saya lihat terus dan terlihat sudah matang perubahannya. Bahkan KBJ sudsh siap menerima pesanan baik dari Toyota maupun Panasonic,” katanya. 

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada 2018, sektor alat angkutan memberikan kontribusi sebesar 1,86 persen terhadap PDB nasional. Sementara di periode yang sama, produksi kendaraan roda empat atau lebih mencapai angka 1,34 juta unit dan total penjualan dalam negeri sebesar 1,15 juta unit. 

Airlangga memproyeksi, nantinya produksi industri otomotif dalam negeri dapat memperoleh 2,2 juta unit. Sebab IKM logam memiliki kesempatan besar untuk masuk dan berkontribusi dalam rantai pasok industri otomotif nasional. 

Sebagai contoh, kata dia, KBJ sudah mampu bertransformasi pada sistem produksi sehingga dapat mengikuti permintaan manufaktur berskala besar. Untuk itu dia menilai, KBJ telah memiliki daya saing dan sudah masuk ke dalam ekosistem Toyota. 

Dalam upaya menjalin kemitraan antara IKM dengan pemasok agen pemegang merek (APM), kata dia, diperlukan keteraediaan sumber daya manusia (SDM) terampil, teknologi mesin dan peralatan, teknis produksi, serta bahan baku. Untuk itu, pihaknya akan memfokuskan pengembangan sentra logam di Indonesia. 

“Bisa di Ceper, Tegal, Yogyakarta, Sukabumi, Purbalingga, Semarang, Pasuruan, Sidoarjo, dan Jabodetabek,” katanya. 

Dalam fokus pengembanhan sentra logam, ke depan kata Airlangga, sentra tersebut dapat diarahkan menjadi pusat logistik, pusat bahan baku, serta R&D bagi IKM di sekitarnya. Selain itu, pihaknya juga tengah berupaya meningkatkan kemampuan teknis produksi dalam membuat komponen otomotif yang presisi dengan penerapan teknologi mesin dan sentra kontrol berkualitas. 

Dengan demikian dia berharap, IKM diproyeksi mampu memperluas jaringan pasar, melakukan diversifikasi produk, menjalin kemitraan dengan industri besar, serta meningkatkan ekspor. Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih kemitraan IKM dengan industri besar berupa asistensi dan pendampingan baik dari sisi produksi maupun manajemen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement