Selasa 26 Mar 2019 13:24 WIB

Warga Berharap Ada Normalisasi Sungai di Kaki Gunung Cycloop

Hal itu agar permukiman di bawah gunung Cycloop bisa terhindar marabahaya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andi Nur Aminah
Kondisi patung Yesus dengan latar pemukiman warga yang terndam banjir dan longsoran di Gunung Cycloop di Danau Sentani, Jayapura, Papua, Ahad (24/3/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Kondisi patung Yesus dengan latar pemukiman warga yang terndam banjir dan longsoran di Gunung Cycloop di Danau Sentani, Jayapura, Papua, Ahad (24/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Hinekombe, Sentani, Jayapura, Papua berharap ada langkah dari pemerintah untuk menormalisasi aliran sungai di kaki Gunung Cycloop. Daerah Hinekombe sendiri berada tepat di bawah pegunungan Cycloop.

Salah seorang warga setempat, Bert Bertabui, mengemukakan harapan tersebut agar permukiman yang berada di bawah gunung Cycloop bisa terhindar marabahaya seperti banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (16/3) lalu. Sebab, banyak rumah yang dibangun di kaki gunung tersebut.

Baca Juga

"Kalau bisa ini diprogramkan untuk sungai dari kaki Gunung Cycloop. Tiap tahun harusnya dinormalisasikan. Supaya permukiman di BTN Sosial, sampai ke (Jalan Raya) Kemiri-Sentani, dan sampai ke Doyo, itu bisa aman karena alirannya sesuai jalur," kata dia kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Di kaki Gunung Cycloop ada perkampungan bernama Taruna. Di sana berdiri beberapa rumah yang letaknya cukup berjauhan. Sebagian rumah roboh akibat terempas banjir bandang dan sebagian lagi tertimbun longsuran pasir.

Di bawah Kampung Taruna, ada lagi permukiman perumahan bernama BTN Sosial. Sebagian besar rumah di kompleks ini terimbas banjir bandang. Banyak bangunan yang tertimbun pasir, termasuk gereja. Mobil yang terparkir di halaman rumah juga tertimbun sehingga hanya tampak bagian kapnya. Sepeda anak kecil pun tertimbun, hanya terlihat velg dan roda.

Dari penelusuran Republika.co.id di kaki Gunung Cycloop, memang terdapat sungai yang mengalir dari dalam gunung ke dataran rendah di mana banyak terdapat permukiman. Di sekitar sungai, pipa-pipa air berbahan besi, rusak dan lepas dari sambungan. Beberapa pohon terkapar diselimuti lungsuran pasir.

Batu-batu besar menjadi pemandangan yang biasa di sekitar sungai, agaknya terguling dari dataran tinggi saat peristiwa banjir bandang terjadi Sabtu (16/3) malam lalu. Banjir bandang ini membuat bebatuan terempas menerjang permukiman warga di bawah.

Daun-daun pohon kelapa berserakan, tampak begitu kering. Di hamparan sekitar sungai, terlihat jelas cekungan-cekungan yang memanjang ke dataran rendah, membentuk jalur air yang baru. Permukaan yang dilewati aliran air menampakkan warna asli tanah. Sangat kontras dengan permukaan sebelah yang mengapitnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement