Selasa 09 Apr 2019 10:30 WIB

Purwakarta Kekurangan Ribuan Guru

Gelombang pensiun untuk guru masih terjadi hingga 2020.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi guru honorer
Ilustrasi guru honorer

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, melansir, gelombang pensiun untuk guru masih terjadi di 2019 hingga 2020 mendatang. Bahkan, tahun ini saja tercatat ada 118 guru yang pensiun. Dari ratusan guru itu, 77 di antaranya merupakan guru umum. Serta, sisanya merupakan guru inpres.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan, jumlah guru yang pensiun selama dua tahun terakhir, mulai 2019 sampai 2020 mencapai 319 orang. Ini, merupakan gelombang pensiun yang cukup besar. Karena itu, akan berdampak pada jumlah guru yang mengajar di SD dan SMP.

Baca Juga

"Imbasnya pasti ada, yakni kita kekurangan guru ASN," ujar Purwanto, kepada Republika.co.id, Selasa (9/4).

Untuk kekurangan guru, lanjutnya, jumlahnya cukup fantastis. Mencapai,  1.800 lagi. Untuk menutupi kekurangan ini, salah satu upayanya dengan mengandalkan kehadiran guru honorer. Sebab, jika mengandalkan dari rekrutmen CPNS, jumlahnya tidak bisa mencukupi dalam waktu singkat.

Tahun ini saja, sambung Purwanto, Disdik Purwakarta mendapatkan CPNS guru, hanya 213 orang. Jadi, tetap saja kekurangan gurunya cukup besar. Dengan begitu, sekolah-sekolah masih tetap ketergantungan terhadap guru honorer.

"Mau bagaimana lagi, rekrutmen CPNS-nya, tidak berbanding lurus dengan kebutuhan guru," ujar Purwanto. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَمَّا رَجَعَ مُوْسٰٓى اِلٰى قَوْمِهٖ غَضْبَانَ اَسِفًاۙ قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُوْنِيْ مِنْۢ بَعْدِيْۚ اَعَجِلْتُمْ اَمْرَ رَبِّكُمْۚ وَاَلْقَى الْاَلْوَاحَ وَاَخَذَ بِرَأْسِ اَخِيْهِ يَجُرُّهٗٓ اِلَيْهِ ۗقَالَ ابْنَ اُمَّ اِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُوْنِيْ وَكَادُوْا يَقْتُلُوْنَنِيْۖ فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْاَعْدَاۤءَ وَلَا تَجْعَلْنِيْ مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Dan ketika Musa telah kembali kepada kaumnya, dengan marah dan sedih hati dia berkata, “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan selama kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Musa pun melemparkan lauh-lauh (Taurat) itu dan memegang kepala saudaranya (Harun) sambil menarik ke arahnya. (Harun) berkata, “Wahai anak ibuku! Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku, sebab itu janganlah engkau menjadikan musuh-musuh menyoraki melihat kemalanganku, dan janganlah engkau jadikan aku sebagai orang-orang yang zalim.”

(QS. Al-A'raf ayat 150)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement