Senin 22 Apr 2019 07:45 WIB

Psikolog: Perempuan Tetap Harus Utamakan Keluarga

Kaum perempuan diharapkan mengutamakan keluarganya, terutama dalam mendidik anak.

Red: Reiny Dwinanda
Ibu bekerja/ilustrasi
Foto: Sheknows.com
Ibu bekerja/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Hari Kartini yang diperingati setiap tahun dapat menjadi momentum untuk mengevaluasi diri. Perempuan juga diharapkan dapat mempergunakan waktu dengan maksimal untuk mendidik anak-anak.

"Tugas utama kaum ibu dan sangat mulia di sisi Allah SWT adalah mendidik anak-anak," kata psikolog Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Provinsi Aceh, Endang Setianingsih, di Banda Aceh, Ahad.

Menurut Endang, orang tua, khususnya kaum ibu, memiliki peran penting dalam membina rumah tangga dan mendidik anak sejak dini sebagai masa depan bangsa. Ia berpendapat, kaum perempuan harus mengutamakan keluarganya, khususnya dalam mendidik anak-anak sebagai penerus masa depan bangsa.

Di lain sisi, Endang menyebutkan bahwa kepala keluarga sudah seharusnya memberikan perlindungan dan perhatian terhadap perempuan. Ia mengingatkan, psikologis anak bisa terganggu ketika ibunya mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

"Jika ibu memberikan perhatian lebih untuk anak-anaknya serta mendapat dorongan dari suami, maka dengan sendirinya anak akan tumbuh kembang sebagai generasi hebat di masa yang akan datang," ujar Endang yang juga aktif di Bimbingan dan Konsultasi Keluarga Sakinah Aceh.

Sementara itu, tokoh perempuan Kabupaten Aceh Barat Rosni Idham mengatakan, dukungan lebih dari kaum pria sangat dibutuhkan untuk suksesnya karier perempuan di luar rumah. Dalam kesetaraan gender, kaum perempuan bukan hanya mendapatkan hak yang sama dalam mengisi pembangunan, namun lebih dari itu, perempuan harus mampu berkembang dan meniti kariernya untuk mengisi semua sektor pembangunan regional dan nasional.

"Perempuan tidak hanya sebatas diizinkan, tapi harus didukung, baik itu suami, ayah, anak ataupun saudara laki-lakinya," kata tokoh bidang sastra ini mengomentari Hari Kartini 21 April 2019, di Meulaboh, Ahad.

Rosni berharap momentum peringatan Hari Kartini membantu mewujudkan emansipasi wanita di Aceh agar tidak kaku dan terbelenggu dengan pekerjaan domestik rumah tangga. Ia melihat, masyarakat Aceh yang mayoritas Muslim masih terjebak dengan memahami kodrat atau ketentuan Allah SWT yang melekat pada perempuan.

Kondisi ini, menurut Rosni, menjadi belenggu seorang perempuan dalam berkiprah di luar rumah. Banyak yang beranggapan bahwa pekerjaan domestik rumah tangga sebagai kodrat atau kewajiban seorang perempuan, padahal rumah tangga dibangun bersama-sama dan penanggung jawab utamanya adalah suami sebagai seorang pemimpin.

Menurut Rosni, pekerjaan domestik rumah tangga sering kali dianggap sebagai tugas utama perempuan. Itu menjadi salah satu kendala atau hal yang sulit dilepas oleh perempuan.

"Ketika itu tertanam di pikirannya, perempuan tersebut juga akan sulit berkembang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement