Ahad 28 Apr 2019 16:19 WIB

Bulog Masih Berupaya Kejar Izin Impor Bawang Putih

Pemerintah justru meneken izin impor untuk delapan importir swasta.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Stok bawang putih rusak milik pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (26/4). Tren kenaikan harga bawang putih yang masih berlangsung, menyulitkan pedagang menjual sisa stok yang dimiliki. Imas
Foto: Republika/Imas Damayanti
Stok bawang putih rusak milik pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (26/4). Tren kenaikan harga bawang putih yang masih berlangsung, menyulitkan pedagang menjual sisa stok yang dimiliki. Imas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Bidang Informasi dan Humas Perum Bulog Teguh Firmansyah mengatakan, hingga saat ini Bulog masih berupaya memperoleh izin impor bawang putih sebesar 100 ribu ton. Jumlah ini sesuai hasil rapat  koordinasi terbatas (rakortas) pada Maret lalu.

Sebelumnya diketahui, meski pemerintah sudah menetapkan Bulog sebagai pelaksana importasi bawang putih sebesar 100 ribu ton, surat persetujuan impor (PI) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) justru dikeluarkan kepada delapan importir dengan kuota impor sebesar 115 ribu ton.

Baca Juga

“Kami sudah sampaikan ke Kemenko Perekonomian tentang komitmen rapat yang lalu, bahwa Bulog dijadikan pelaksana importasi,” kata Teguh saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (28/4).

Teguh menjelaskan, sesuai kesepakatan pada rakortas tersebut, Bulog masih menunggu pengeluaran izin impor dalam kuota yang ditentukan. Artinya, kata dia, kuota importasi yang ditunggu Bulog masih tetap 100 ribu ton.

Sementara itu Direktur Jenderal Tanaman Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pemberian rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) kepada delapan importir tersebut sudah melalui standar yang sesuai. “Tentu saja sebelum memutuskan kasih (RIPH), sudah kami lakukan teliti dan cek dulu,” kata Suwandi.

Suwandi menjabarkan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui apakah Bulog akan mendapatkan izin impor serupa seperti yang didapatkan delapan importir. Kendati demikian, berdasarkan informasi yang diketahuinya, bawang putih impor milik delapan importir tersebut akan masuk menggunakan kapal lewat pelabuhan-pelabuhan pada 2 Mei mendatang.

Hingga saat ini, tren harga bawang putih terpantau masih bertahan di kisaran harga Rp 60 ribu-Rp 61.250 per kilogram (kg). Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga bawang putih sedang di wilayah DKI Jakarta berada di kisaran Rp 60 ribu per kg, sedangkan di Gorontalo, harga bawang putih sedang terpantau menyentuh level Rp 62.500 per kg.

Pengamat Ekonomi Pangan dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori menilai, kalaupun pemerintah memberikan realisasi impor sebanyak 100 ribu ton kepada Bulog, stok bawang putih untuk mengimbangi kebutuhan konsumsi nasional masih belum seimbang dengan kebutuhan di rerata 500 ribu ton per tahun. “Kalau benar seperti yang disampaikan Kemendag bahwa importir masih punya 115 ribu ton sisa impor tahun lalu, maka jika ditambah dengan impor kepada delapan importir 115 ribu, dan kemungkinan Bulog 100 ribu, totalnya masih kurang tutup konsumsi kita,” kata Khudori.

Kendati begitu, sebagaimana klaim pemerintah mengenai ketersediaan stok importasi tahun lalu sebesar 115 ribu, harusnya sejumlah pasar tidak mengalami kelangkaan bawang putih dan kenaikan harga. Sebab, dengan jumlah 115 ribu ton itu, kata dia, hal itu dapat menutup kebutuhan konsumsi hingga tiga bulan.

Khudori menambahkan, apabila bawang putih impor milik delapan importir telah masuk, pemerintah perlu melakukan pengawasan terkait distribusinya. Baik dari pendataan berapa stok yang dimiliki importir, akan didistribusikan ke mana bawang putih stok dan yang baru datang tersebut, hingga di mana saja gudang-gudang importir yang akan digunakan untuk menyimpan barang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement