Sabtu 11 May 2019 16:00 WIB

Gubernur Sulsel Harap 2020 tak Ada Lagi Inflasi

Produk pangan yang kerap memicu inflasi seperti bawang putih.

Red: Muhammad Hafil
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (19/12/2018).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (19/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menjamin pada 2020 tidak ada inflasi lagi. Ini dengan adanya penanganan produksi kebutuhan masyarakat mulai dari hulu.

"Kita berharap inflasi dapat ditekan, dan ke depan dijamin jika 2020 tidak bicara inflasi lagi," katanya di Makassar, Sabtu (11/5), menanggapi kecenderungan terjadinya kenaikan inflasi akibat harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan pada musim tertentu seperti bulan suci Ramadhan dan jelang hari raya Idul Fitri.

Baca Juga

Produk pangan yang kerap memicu inflasi seperti bawang putih, bawang merah, cabai, ikan layang dan ayam potong, lanjut dia, siap ditangani di hulu. Diakui, selama ini jika terjadi kenaikan harga sembako di pasaran, petani tidak menikmati kenaikan harga tersebut, karena selalu mendapat harga yang cenderung normal.

Sebagai gambaran, harga bawang putih di pasaran yang kini harus ditebus pembeli seharga Rp60 ribu per kilogram, di tingkat petani harganya tetap pada kisaran harga Rp15 ribu - Rp20 ribu per kg.

Berkaitan dengan hal tersebut, Nurdin mengatakan, untuk memberdayakan petani agar dapat menikmati harga yang dapat mensejahterakan petani, perlu wadah penjualan yang memberikan petani menikmati harga yang layak.

"Saat ini sudah ada mini market percontohan di Kabupaten Bantaeng yang memungkinkan petani menjual produk sendirinya langsung ke mini market. Ini mencontoh petani Jepang, " katanya.

Mini market percontohan di Kabupaten Bantaeng itu, ditegaskan akan dikembangkan di daerah lainnya di Sulsel, sehingga ke depan petani dapat membawa produknya dijual di mini market pagi dan sore sudah mendapatkan hasil penjualannya.

Kondisi itu sangat berbeda jika menjual produknya ke mini market yang dikelola pihak swasta yang biasanya harus menunggu pembayaran hingga tiga bulan ke depan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ مِنَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِاَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوْبُهُمْ ۛ وَمِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا ۛ سَمّٰعُوْنَ لِلْكَذِبِ سَمّٰعُوْنَ لِقَوْمٍ اٰخَرِيْنَۙ لَمْ يَأْتُوْكَ ۗ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ مِنْۢ بَعْدِ مَوَاضِعِهٖۚ يَقُوْلُوْنَ اِنْ اُوْتِيْتُمْ هٰذَا فَخُذُوْهُ وَاِنْ لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوْا ۗوَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ فِتْنَتَهٗ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَمْ يُرِدِ اللّٰهُ اَنْ يُّطَهِّرَ قُلُوْبَهُمْ ۗ لَهُمْ فِى الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖوَّلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman; dan juga orang-orang Yahudi yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong dan sangat suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah) terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.” Barangsiapa dikehendaki Allah untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah (untuk menolongnya). Mereka itu adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang besar.

(QS. Al-Ma'idah ayat 41)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement