Senin 13 May 2019 17:17 WIB

Dabiq, Awal Runtuhnya Mamluk dan Abbasiyah

Dabiq adalah sebuah desa di Aleppo, Suriah.

Red: Agung Sasongko
Dabiq
Foto: google
Dabiq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dabiq adalah sebuah desa di Aleppo, Suriah. Desa ini terletak 23 mil (37 km) di utara Aleppo, dan 216 mil (374 km) di utara Damaskus. Dabiq terletak di jalan dari Kota Manbidj menuju Antakiya. Desa tersebut dilalui oleh Sungai Nahr Kuwayk. Dabiq berada 450 meter di atas permukaan laut.

Desa ini juga dikenal dengan nama Dabigu atau Dabekon dalam bahasa Yunani. Desa ini terletak di tepi dataran luas padang rumput Dabiq di bawah kekuasaan Umayyah dan Abasiyyah. Para pasukan ditempatkan di Dabiq sebelum dikirim untuk operasi melawan Bizantium.

Dabiq terkenal sebagai lokasi peperangan antara bangsa Mamluk di bawah pimpinan al-Ashraf Wanquh al-Ghawri dan Kerajaan Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Salim I. Pasukan Turki Usmani berhasil membuktikan kekuatannya dengan mengalahkan pasukan Mamluk dan al-Ashraf tewas di medan perang.

Kemenangan Sultan Salim I membuka jalan bagi mereka untuk memperluas wilayah kekuasaan di Suriah dan Mesir. Akibat dari perang ini, Kekhalifahan Abbasiyah dihapuskan dan Kekhalifahan Turki Usmani menjadi penguasa dunia Islam hingga 1924.

Dabiq juga menjadi tempat bersejarah karena di desa itu terdapat makam Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan, khalifah Dinasti Umayyah yang berkuasa pada 715 M hingga 717 M. Ayahnya bernama Abdul-Malik bin Marwan. Ia adalah adik Khalifah Dinasti Umayyah sebelumnya, al-Walid I.

Di era kekuasaannya, Umayyah berhasil memperluas wilayah kekuasaan hingga bagian pegunungan di Iran, seperti Tabiristan. Sulaiman juga memerintahkan serangan ke Konstantinopel, namun gagal.

Ia juga telah membangun  Kota Makkah. Sulaiman hanya memerintah selama dua tahun dan mengangkat Umar bin Abdul Aziz, seorang yang bijaksana, cakap, dan berkepribadian alim di masa itu.,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement