Kamis 16 May 2019 18:00 WIB

Pedagang Dodol Keluhkan Dampak Tol Medan-Tebing Tinggi

Pedagang dodol di Serdang Bedagai mengeluhkan sepi pembeli sejak tol difungsikan

Red: Christiyaningsih
Pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan tol Medan - Bandara Kualanamu - Tebing Tinggi di Medan, Sumatera Utara, Kamis (3/5).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan tol Medan - Bandara Kualanamu - Tebing Tinggi di Medan, Sumatera Utara, Kamis (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SERDANG BEDAGAI -- Para pengusaha dodol di kawasan Desa Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara berharap agar para pemudik nantinya singgah ke pusat UMKM kuliner dodol. Selama ini pusat UMKM kuliner dodol itu sepi pembeli sebagai dampak hadirnya jalan tol.

Ridwan Sinaga, salah seorang pengusaha UMKM dodol Bengkel, mengharapkan para pemudik Lebaran datang membeli oleh-oleh dodol. "Kami sebagai pedagang pasti mengharapkan para pemudik singgah ke sini karena kami ini kan tidak jualan di dalam sekitar jalan pintu tol maupun di pasar," katanya pada Kamis (16/5).

Baca Juga

Pria yang sudah berjualan selama 28 tahun di kawasan tersebut menjelaskan sebelum jalan tol Medan-Tebing Tinggi diberlakukan, pendapatan dari menjual dodol sangat baik. Namun saat ini kondisi berbalik 180 derajat.

Sejak jalan tol difungsikan, pendapatan mereka mulai berkurang. Ini karena banyak penumpang angkutan maupun pengendara mobil yang masuk melintas ke jalan tol. "Iya pastilah pendapatan kami berkurang. Kami berharap pengguna jalan dapat memutar jalannya dari jalan tol dan singgah ke sini," tambahnya.

Pusat UMKM kuliner dodol Bengkel memiliki ciri khas dodol original serta dua varian yakni durian dan pandan. Dodol-dodol tersebut dijual dengan harga mulai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per bungkusnya.

Meskipun saat ini harga bahan baku mahal namun tidak ada kenaikan harga dodol. "Walaupun kami kurang dan untungnya dikit, iya tidak apa-apa yang penting penjualan lumayan," katanya.

Ridwan berharap pemerintah daerah peduli terhadap pusat UMKM kuliner dodol Bengkel yang dulunya sempat jaya dan selalu ramai dikunjungi wisatawan. "Saat ini sudah 30 kios gulung tikar dari 80 kios yang terdata. Kami minta segera dicarikan solusi agar perekenomian masyarakat yang menggantungkan mata pencariannya di kuliner dodol tetap berjalan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement