Jumat 17 May 2019 04:53 WIB

Trump Yakin Iran Mau Berdialog Soal Militer AS di Timteng

AS mengirim kapal induk dan pengebom ke Timteng.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Pemandangan dii atas anjungan kapal induk, USS Wasp
Foto: Robert Johnson — Business Insider
Pemandangan dii atas anjungan kapal induk, USS Wasp

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump meyakini Iran akan segera melakukan dialog terkait militer AS di Timur Tengah. Trump juga menyangkal tudingan The Washington Post dan New York Times bahwa ada pertikaian dalam pemerintahan AS soal kebijakan di Timur Tengah.

"Tidak ada pertikaian apa pun," kata Trump di Twitter dilansir dari laman Anadolu Agency, Jumat (17/5). "Pendapat berbeda diungkapkan. Dan saya membuat keputusan yang menentukan dan final. Ini proses yang sederhana. Semua pihak, pandangan, dan kebijakan dibahas. Saya yakin Iran akan ingin segera berbicara," kata Trump.

Baca Juga

Namun, Trump maupun para pejabat tingginya tidak menguraikan sifat ancaman-ancaman itu saat diketahui AS mengirimkan kapal induk dan pengebom B-52 ke wilayah tersebut. AS menyebut pengiriman itu sebagai pencegahan potensi serangan dari Iran.

Presiden Trump juga mengecam The Washington Post dan New York Times karena memproduksi "berita palsu" yang menuduh pertikaian dalam pemerintahannya. Kedua media itu melaporkan bahwa sekutu dekat AS di Eropa meragukan ancaman yang dijelaskan oleh AS.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menekankan pentingnya diplomasi dengan Iran. Dia juga yang memainkan peran kunci dalam memajukan penyebab invasi Irak di bawah Presiden George W Bush saat itu, tetapi Bush mengabaikan upaya Bolton untuk aksi militer terhadap Iran.

Setelah meninggalkan jabatannya sebagai duta besar PBB pada 2006, Bolton menyerukan serangan militer terhadap Iran dan perubahan rezim di sana sebagai warga negara, upaya yang ia teruskan sampai ia bergabung dengan pemerintahan Trump pada April 2018.

Pada Rabu kemarin, wakil komandan Inggris dari koalisi anti-ISIS pimpinan AS membantah adanya "ancaman yang meningkat" dari kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement