Jumat 17 May 2019 14:46 WIB

BKSDA Awasi Harimau Sumatra yang Berkeliaran di Lahan Warga

Harimau yang terdeteksi sebanyak satu ekor.

Rep: febrian fachri/ Red: Dwi Murdaningsih
Seekor harimau sumatra (Phantera tigris sumatrae) bernama Sean bersama dua dari tiga anaknya yang berumur sekitar dua bulan saat mulai dilatih naluri berburunya di Bali Zoo, Gianyar, Bali, Sabtu (28/7).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Seekor harimau sumatra (Phantera tigris sumatrae) bernama Sean bersama dua dari tiga anaknya yang berumur sekitar dua bulan saat mulai dilatih naluri berburunya di Bali Zoo, Gianyar, Bali, Sabtu (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Seekor harimau sumatra berkeliaran di dekat lahan pertanian warga di Korong Asam Pulau, Nagari Anduriang, Kecamatan 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar. Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Eka Dhamayanti membenarkan hal tersebut. Harimau yang telihat sebanyak satu ekor.

"Mencermati keterangan saksi mata yang mengalami perjumpaan dengan satwa (harimau sumatra), diduga hanya satu ekor," kata Eka kepada Republika.co.id, Jumat (17/5).

Baca Juga

Pantauan BKSDA sejak kemarin, Kamis (16/5) sudah tidak ada lagi harimau yang berkeliaran di lokasi yang dilaporkan warga. Untuk terus memonitor harimau di Korong Asam Pulau, Nagari Anduriang, tersebut, BKSDA memasang kamera trap untuk mendeteksi harimau kembali lagi.

Eka menduga harimau yang berkeliaran di lahan peranian warga di Korong Asam Pulau ini merupakan harimau yang sama yang mengejar tiga orang warga Kayu Tanam yang menebang pohon di kawasan hutan lindung pekan lalu.  "Kemugkinan besar masih individu yang sama. Karena hasil monitoring dengan kamera trap di lokasi sebelumnya (saat mengejar warga), tidak terdeteksi keberadaan harimau,'' ujar Eka.

Kabar terlihatnya harimau sumatra oleh warga di Kayu Tanam ini ramai dibicarakan di sosial media. Warga menyebut ada petani yang melihat keberadaan harimau di dekat lahan pertanian sebanyak dua kali. Di antaranya oleh petani cabe rawit. Kejadian ini membuat petani lari untuk menjauhi terkaman binatang buas tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement