Petani Jamur Kewalahan Penuhi Permintaan Jelang Lebaran

Red: Christiyaningsih

Jumat 17 May 2019 17:19 WIB

Petani merawat jamur tiram (Pleurotus ostreatus) di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/2). Foto: Antara/Budi Candra Setya Petani merawat jamur tiram (Pleurotus ostreatus) di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Petani jamur tiram di Desa Urut Sewu Kecamatan Ampel Kabupatan Boyolali Jawa Tengah mengaku kewalahan memenuhi permintaan jamur. Menjelang Lebaran, permintaan jamur tiram meningkat hingga 50 persen.

"Momen Lebaran seperti saat ini merupakan kesempatan untuk menjual jamur tiram sebanyak-banyaknya, karena permintaan terus meningkat hingga 50 persen per hari," kata Sari Hariyanto, pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) Jamur Tiram di Desa Urut Sewu, Jumat (17/5).

Baca Juga

Menurut Sari Hariyanto, meningkatnya permintaan jamur tiram tidak didukung kemampuan meningkatkan produksi jamur tiram.

"Saya yang biasa mampu memanen jamur tiram warna putih rata-rata 155 kilogram per hari. Namun akibat perubahan kondisi cuaca kini turun menjadi 105 kilogram per hari," kata pria 40 tahun itu.

Menurut dia, permintaan jamur tiram yang meningkat menjelang Lebaran biasanya untuk kebutuhan sayur mayur. Selain itu jamur tiram umumnya juga diolah menjadi keripik dan abon yang laris dijual.

"Seharusnya ini menjadi kesempatan besar untuk meningkatkan produksi karena jumlah permintaan jajanan terutama makanan khas daerah kini cukup tinggi," katanya.

Sari mengatakan permintaan jamur tiram basah datang dari sejumlah pengusaha makanan di kota-kota besar seperti Solo, Semarang, dan Yogyakarta. Permintaan saat ini rata-rata mencapai 200 kilogram per hari.

Meskipun produksi dan permintaan tidak seimbang di pasaran, tetapi harga jual jamur tiram putih tetap stabil. Hal itu untuk menjaga agar konsumen jamur putih tetap lancar.

"Kami menjual jamur tiram putih seharga Rp 10 ribu per kilogram. Harga tidak dinaikkan dan yang penting semua bisa laku dan kami tetap untung," katanya.

Menurut dia, pasar jamur tiram putih terbuka lebar. Selain melakukan transaksi jual beli melalui media sosial, banyak juga konsumen atau pedagang yang datang langsung ke lokasi. "Kami juga mengolah sebagian jamur tiram putih ini menjadi keripik dan abon jamur untuk konsumen," katanya.