Peringati Nuzulul Quran, Jokowi: Tahan Ego Kelompok

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani

Selasa 21 May 2019 21:47 WIB

Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla hadir dalam peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Selasa (21/5). Foto: Sapto Andika Candra / Republika Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla hadir dalam peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Selasa (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar peringatan Nuzulul Quran, atau malam turunnya Alquran, di Istana Negara pada Selasa (21/5) malam. Peringatan Nuzulul Quran yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para duta besar negara sahabat ini diawali dengan pembacaan Alquran Surat Alhujurat ayat 13 yang memiliki arti mendalam tentang keberagaman. Pemilihan petikan Firman Allah SWT ini sesuai dengan tema peringatan Nuzulul Quran malam ini, yakni 'Kebersamaan dalam Keberagaman dalam Perspektif Alquran'.

Presiden Jokowi menyebutkan, tema tentang keberagaman sengaja diambil untuk menegaskan bahwa Indonesia merupakan bangsa besar yang dibangun di atas banyak suku dan agama yang berbeda-beda. Peringatan Nuzulul Quran malam ini, ujar Jokowi, memiliki makna berlipat ganda bagi Indonesia. Selain makna keagamaan, Jokowi melihat Nuzulul Quran memberikan makna kebangsaan.

"Melalui peringatan Nuzulul Quran kita gali banyak inspirasi untuk teguhkan persatuan bangsa, untuk menahan ego kelompok, ego golongan, dan perkuat semangat kebangsaan," ujar Jokowi dalam sambutan peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Selasa (21/5).

Dalam perjalanan berbangsa, ujar Jokowi, Indonesia telah melalui banyak ujian persatuan, persaudaraan, dan kerukunan. Namun seluruh ujian tersebut disebut justru memperkuat kemampuan masyarakat Indonesia dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman.

"Dinamika kehidupan kadang menggoyang kekokohan Bhinneka Tunggal Ika. Tapi kita harus terus cari inspirasi teguhkan langkah perkokoh kerukunan. Inspirasi setiap sejarah bangsa, dan panduan dari Alquran dan kisah-kisah Rasul," kata Jokowi.

Jokowi juga memaknai turunnya Alquran ke bumi sebagai pesan bagi manusia untuk meciptakan kebaikan, bukan justru membuat kerusakan. Masyarakat Indonesia, ujar dia, harus meneladani sikap Rasulullah SAW dalam membangun tatanan sosial baru yang menjadikan seluruh umat Islam berada dalam ikatan iman yang sama. Rasul, jelas Jokowi, juga berhasil menjadikan jazirah Arab menjadi sebuah bangsa besar berlandaskan suku yang beragam.

"Maka hari ini kita peringati Nuzulul Quran kita sedang peringati kenabian Rasul yang berhasil bangun tatanan sosial yang berhasil satukan suku bangsa yang berbeda-beda," kata Jokowi.