REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan menggelar sidang itsbat penentuan 1440 H hari ini, Senin (3/6), pada pukul 17.00 WIB. Dengan demikian, penentuan Hari Raya Idul Fitri 2019 akan ditetapkan dari hasil rapat antara pemerintah dan berbagai organisasi terkait pada sore nanti. Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag, Muhammadiyah Amin.
"Sidang Itsbat 1 Syawal 1440 H dilaksanakan hari ini bertepatan dengan tanggal 29 Ramadhan. Rangkaian sidang Itsbat dimulai pukul 17.00 sore ini," kata Muhammadiyah Amin melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Senin (3/6).
Ia mengatakan, Sidang Itsbat 1 Syawal 1440 H/2019 M tersebut akan digelar di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama RI, Jl MH Thamrin No 6, Jakarta. Sidang itsbat akan dihadiri oleh Duta Besar Negara-negara Sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Selain itu, pemerintah juga mengundang Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam, lembaga dan instansi terkait, anggota Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, dan pimpinan Ormas Islam serta Pondok Pesantren.
Amin menuturkan, itsbat penentuan awal Syawal ini menunggu hasil Rukyatul Hilal di seluruh Indonesia yang akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerjasama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain setempat. Ia mengatakan, ada 105 lokasi Rukyatul Hilal awal Syawal 1440 H di 34 provinsi untuk menentukan hilal Syawal ini.
Selanjutnya, hasil Rukyatul Hilal di seluruh Indonesia dan Data Hisab Posisi Hilal awal Syawal 1440 H akan dimusyawarahkan dalam sidang itsbat. Hasil musyawarah itulah yang akan menjadi penentuan awal Syawal tahun ini.
Amin berharap, masyarakat bisa menerima hasil dari sidang itsbat ini dan dapat dilaksanakan bersama. Ia menambahkan, momen Idul Fitri tahun ini adalah waktu yang tepat untuk merajut kembali kebersamaan dalam keragaman, yang mungkin sebelumnya masyarakat bisa berselisih dan berbeda pandangan serta pilihan. "Kebersamaan umat dalam membangun bangsa dan negara jauh lebih penting sebagai buah Ramadhan yang kita raih," tambahnya.
