Rabu 12 Jun 2019 14:24 WIB

Freeport Jajaki Pinjaman Perbankan untuk Bangun Smelter

Sebanyak 15 bank dalam tahap penjajakan dengan Freeport

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang tambang terbuka yang dikelola PT Freeport Indonesia di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.
Foto: Antara
Ladang tambang terbuka yang dikelola PT Freeport Indonesia di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia sedang menjajaki pembahasan dengan beberapa bank untuk membahas pinjaman yang nantinya akan digunakan perusahaan untuk membangun smelter. Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas menjelaskan, perusahaan sedang berbicara dengan para bank terkait pinjaman ini. 

Tony menjelaskan, dari pembicaraan yang sudah dilakukan, banyak bank yang berminat. "Bank banyak yang minat. Mungkin ada 15 bank, ya, baik bank asing dan bank nasional," ujar Tony di Kementerian ESDM, Rabu (12/6).

Baca Juga

Tony tak memerinci berapa besaran yang akan diajukan Freeport untuk pinjaman tersebut. Namun, kata Tony, total kebutuhan investasi pembangunan smelter sebesar 3 miliar dolar AS. 

"Berapa besarannya, itu juga masih dalam pembahasan, termasuk bunga dan besaran cicilannya juga tenor," ujar Tony.

Di satu sisi, progres pembangunan smelter di Gresik ini juga sudah mulai memasuki tahap pemadatan tanah dan peninggian tanah. Untuk konstruksinya, menurut Juru Bicara Freeport Indonesia Riza Pratama, baru akan dilakukan pada 2020 mendatang.

"Sekarang lagi peninggian tanah. Tapi, kalau konstruksi fisik, pertengahan tahun 2020 nanti," ujar Riza di lokasi yang sama.

Riza menjelaskan, meliihat jangka waktu tersebut, smelter yang akan berdiri di atas tanah seluas 100 hektare ini ditargetkan akan beroperasi pada akhir 2023.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement