Sejuta Pemudik Gunakan Moda Transportasi Laut

Rep: Novita Intan/ Red: Muhammad Hafil

Kamis 13 Jun 2019 12:10 WIB

Pemudik menunggu kedatangan kapal feri di Dermaga V, Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (22/6) dini hari. Foto: Republika/ Wihdan Hidayat Pemudik menunggu kedatangan kapal feri di Dermaga V, Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (22/6) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat sebanyak 1.188.845 orang memanfaatkan moda kapal laut untuk periode H-15 hingga H+4 pada masa Angkutan Lebaran 2019. Data yang dikeluarkan oleh Posko Angkutan Laut Lebaran pada 10 Juni 2019 pukul 01.00 WIB, disebutkan adanya kenaikan jumlah penumpang  sebesar 7.43 persen dibandingkan periode H-15 sampai dengan H+4 tahun 2018 berjumlah 1.106.586 orang.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Wisnu Handoko mengatakan Pelabuhan Batam masih menjadi pelabuhan terpadat dengan jumlah 185.373 orang untuk periode H-15 sampai dengan H+4. Pelabuhan terpadat berikutnya untuk periode yang sama adalah Tg Balai Karimun dengan 146.617 orang, Tg Pinang  (87.570), Ternate (58.416) dan Tg Buton  (48.433).

Baca Juga

"Dengan demikian, puncak arus mudik untuk jumlah penumpang terjadi pada H-4 dan puncak arus balik terjadi pada H+2," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (13/6).

Wisnu menambahkan secara umum angkutan laut Lebaran sampai dengan H+4 ini berjalan dengan baik. Sementara itu, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad memperbarui informasi terkait musibah Kapal kargo pengangkut semen KM. Lintas Timur GT 1.720 yang tenggelam pada tanggal 1 Juni 2019 sekitar pukul 14.00 WITA di perairan Taliabo, Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

"Kapal tenggelam diduga akibat mati mesin dan gelombang tinggi, jumlah kru kapal 18 orang. 1 korban ditemukan selamat atas nama Yakub dan 1 korban ditemukan meninggal dunia sedangkan 16 kru  lainnya masih dalam pencarian tim SAR," jelas Ahmad.

Adapun perkembangan pencarian korban,  telah dilakukan operasi pencarian korban oleh TIM SAR menggunakan KN.SAR BISMA, Speed Boat Polairud, Kapal Nelayan, Heli milik TNI dengan hasil nihil dimana 16 (enam belas) korban masih dalam pencarian yang akan dilanjutkan.

"Kantor SAR Palu mendapatkan laporan dari nelayan bahwa telah ditemukan ring bouy dan life jacket milik KM Lintas Timur dan KNKT masih dalam penyelidikan penyebab kecelakaan kapal tenggelam," ujar Ahmad.

Ahmad kembali mengingatkan adanya cuaca ekstrim di perairan Indonesia dan meminta agar Syahbandar dan Nakhoda selalu memperhatikan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG.

"Saat ini, cuaca umumnya berawan, potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir terjadi di Perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar, Perairan Kotabaru, Teluk Bone bagian selatan, Perairan Bau-Bau dan Laut Banda," kata Ahmad.

Untuk kecepatan angin, umumnya di wilayah Indonesia angin bertiup dari arah Timur-Selatan, dengan kecepatan angin berkisar antara 5-25 knot (10-46 km/jam).

Terpopuler