Harga Tiket Terendah Lebaran 2019 Naik Hingga 79,5 Persen

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda

Jumat 14 Jun 2019 13:12 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menutup secara resmi Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 1440 Hijriah di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat (14/6). Foto: Republika/Dedy D Nasution Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menutup secara resmi Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 1440 Hijriah di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan terdapat kenaikan tarif tiket terendah moda pesawat pada Lebaran 2019 dibanding Lebaran tahun lalu. Kenaikan itu bahkan mencapai 16 persen hingga 79,5 persen. Kondisi itu disebut menjadi penyebab utama penurunan jumlah penumpang udara selama arus mudik dan balik tahun ini. 

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhub, Sugihardjo mengatakan, secara umum pada periode Lebaran sebetulnya rata-rata maskapai menjual harga tiket pesawat di kisaran tarif batas atas. Pada saat bersamaan, batas atas harga tiket pesawat saat Lebaran kali ini turun 14-16 persen setelah pemerintah menerbitkan Kepmenhub Nomor 106 Tahun 2019. 

Baca Juga

Meski demikian, harga tiket terendah tetap menjadi hal utama sebagai indikator perbandingan harga tiket dari waktu ke waktu. Di satu sisi, harga tiket terendah sekaligus menjadi tolok ukur keterjangkauan segmen masyarakat tertentu untuk bisa mendapatkan layanan jasa angkutan udara. 

Kenaikan tarif terendah tiket pesawat juga menyusul dari adanya kenaikan Tarif Batas Bawah (TBB) dari 30 persen menjadi 35 persen. Kebijakan itu diterbitkan sebelum pemerintah menurunkan TBA sebesar 12-16 persen. Saat itu, keputusan menaikkan TBB agar maskapai dapat menurunkan tarif tiketnya ke batas bawah dengan harga wajar tanpa merugikan keuangan maskapai. 

"Tarif tertinggi pesawat Lebaran tahun ini memang lebih rendah. Tapi tarif terendahnya lebih mahal, terutama kalau belinya jelang Lebaran. Kalau beli jauh-jauh hari itu harganya rendah," kata Sugihardjo. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Banguningsih Pramesti mengatakan, rute penerbangan domestik yang mengalami kenaikan tarif terendah utamanya Jakarta-Makassar, Jakarta Surabaya, serta Jakarta-Medan. 

Pada rute Jakarta-Makassar, kenaikan paling tinggi untuk tiket terendah dilakukan oleh maskapai Sriwijaya Air sebesar 79,5 persen. Maskapai tersebut tahun lalu menjual tiket harga terendahnya sebesar Rp 900 ribu per penumpang. Sedangkan tahun ini tiket dijual seharga Rp 1.615.700 per penumpang.

Selanjutnya, kenaikan tarif terendah untuk rute tersebut diikuti oleh maskapai Batik Air 75,4 persen, Citilink 71,2 persen, Lion Air 51,3 persen, serta Garuda Indonesia 26,4 persen. 

Untuk rute Jakarta-Surabaya,  kenaikan teringgi untuk tiket termurah diterapkan oleh maskapai Sriwijaya Air sebesar 44,3 persen dari Rp 760 ribu per penumpang pada tahun lalu menjadi Rp 1.097.000 tahun ini. Kenaikan tarif termurah kemudian diikuti oleh Garuda Indonesia sebesar 41,8 persen, Batik Air 38,9 persen, Citilink 34,9 persen dan Lion Air 16,6 persen. 

Adapun pada rute Jakarta-Medan, lagi-lagi kenaikan tertinggi untuk tarif termurah terjadi pada maskapai Sriwijaya Air yang mencapai 65,6 persen. Selanjutnya diikuti Lion Air 35,5 persen, Garuda Indonesia 29,7 persen, Citilink 24,2 persen, dan Batik Air 16 persen. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pada dasarnya angkutan udara perlu dievaluasi lantaran adanya penurunan terhadap jumlah penumpang pada musim liburan Lebaran tahun ini. "Kita harus evaluasi secara sistematis agar dia bisa memberi layanan lebih baik," ujarnya. 

Terpopuler