Rabu 26 Jun 2019 16:44 WIB

UNS Tambah Tiga Guru Besar Baru

Tiga guru besar dari bidang teknik.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Tiga guru besar baru di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dikukuhkan oleh Rektor UNS Jamal Wiwoho, di Auditorium GPH Haryo Mataram, Selasa (25/6). Ketiga Guru Besar yang baru dikukuhkan tersebut yakni, Yusep Muslih Purwana sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Sipil, Cucuk Nur Rosyidi sebagai Guru Besar Bidang Teknik Industri dan Triyono sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Mesin.
Foto: Dok UNS
Tiga guru besar baru di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dikukuhkan oleh Rektor UNS Jamal Wiwoho, di Auditorium GPH Haryo Mataram, Selasa (25/6). Ketiga Guru Besar yang baru dikukuhkan tersebut yakni, Yusep Muslih Purwana sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Sipil, Cucuk Nur Rosyidi sebagai Guru Besar Bidang Teknik Industri dan Triyono sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Mesin.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menambah tiga guru besar baru. Tiga guru besar dari Fakultas Teknik tersebut dikukuhkan oleh Rektor UNS Jamal Wiwoho, Selasa (25/6).

Ketiga Guru Besar yang baru dikukuhkan tersebut yakni, Yusep Muslih Purwana sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Sipil, Cucuk Nur Rosyidi sebagai guru besar bidang teknik industri dan Triyono sebagai guru besar bidang ilmu teknik mesin.

Baca Juga

Dalam Upacara Pengukuhan Guru Besar ini Yusep Muslih Purwana ditetapkan sebagai guru besar UNS yang ke-199 dan guru besar FT ke-8, kemudian Cucuk Nur Rosyidi ditetapkan guru besar UNS ke-200 dan guru besar Fakultas Teknik ke-9, serta Triyono ditetapkan sebagai guru besar UNS ke-201 dan guru besar FT ke-10.

Yusep Muslih Purwana membacakan pidato pengukuhan berjudul Peran Universitas Sebelas Maret Dalam Pembangunan Gedung dan Infrastruktur Melalui Karakterisasi Lapisan Bawah Permukaan Tanah Kota Surakarta. Yusep menjelaskan, informasi lapisan bawah permukaan tanah penting karena stabilitas bangunan sangat bergantung pada kekuatan fondasi yang menopang.

Sedangkan, kekuatan fondasi sangat bergantung pada kekuatan lapisan bawah permukaan tanah. Dengan demikian, informasi kondisi lapisan bawah permukaan tanah menjadi salah satu faktor penentu dalam pemilihan jenis fondasi (dangkal atau dalam) dan dimensi fondasi (lebar dan kedalaman).

Idealnya, dasar suatu fondasi harus diletakkan pada lapisan tanah keras dan stabil. Sejak 1976, UNS sudah berkiprah di bidang penelitian lapisan bawah tanah. "Dalam dunia teknik sipil, perancangan suatu fondasi minimal harus memenuhi dua kriteria yakni, aman terhadap bahaya keruntuhan dan aman terhadap penurunan yang berlebihan dan differential settlement," kata dia.

Kemudian, Cucuk Nur Rosyidi membacakan pidato berjudul Make or Buy Decision dan Perbaikan Kualitas Produk di Era Ekonomi Melingkar. Cucuk mengatakan, sebelum sebuah produk sampai ke tangan konsumen, produk tersebut melewati beberapa tahap sebagai bagian siklus hidup. Siklus produk tersebut, antara lain, tahap perancangan produk dan tahap manufaktur.

Pada tahap perancangan, perancang produk perlu menentukan dimensi dan toleransi pada satu atau beberapa karakteristik kualitas penting dari sebuah produk. Karakteristik kualitas tersebut dikenal dengan karakteristik kunci yang kemudian harus ditentukan prioritasnya untuk dikendalikan pada tahap manufaktur.

Toleransi menjadi penghubung dua tahapan dalam siklus hidup produk tersebut. Toleransi yang ketat menyebabkan tingginya biaya manufaktur dan rendahnya biaya kualitas. Sedangkan toleransi yang longgar menyebabkan rendahnya biaya manufaktur dan tingginya biaya kualitas.

Sedangkan, Triyono membacakan pidato pengukuhan berjudul Pengembangan Sambungan Las Logam Tak Sejenis (Dissimilar Metals Weld) Guna Optimasi Struktur Teknik. Triyono mengatakan, proses pengelasan logam sangat populer di masyarakat dan hampir semua orang pernah melihat dan memanfaatkan.

Misalnya, untuk menyambung logam yang akan dipakai sebagai pagar rumah atau kanopi. Jika logam yang dilas sama jenisnya, maka kedua logam tersebut mudah disatukan dengan sambungan las karena sifat-sifat kedua material tersebut sama, baik sifat fisik, mekanik, dan termal.

Namun, jika logam yang dilas berbeda jenisnya, maka proses pengelasan akan mengalami kesulitan dan permasalahan karena adanya perbedaan sifat fisik, mekanik dan termal. "Sambungan las aluminium dengan baja sulit dilakukan karena perbedaan sifat-sifat kedua material seperti temperatur cair, konduktivitas termal, kelarutan padat kedua material dan lain-lain," paparnya.

Dalam sambutannya, Jamal Wiwoho mengharapkan agar ketiga guru besar yang baru saja dikukuhkan lebih banyak menyumbangkan karya-karya mereka bagi dunia ilmu pengetahuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement