Jumat 05 Jul 2019 17:48 WIB

Warga di Kota-Kota Besar tidak Suka Sayuran

Saat ini terjadi kecenderungan warga di kota besar termasuk Jakarta tidak suka sayur

Red: Christiyaningsih
Buah dan sayuran merupakan sumber makanan kaya serat.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Buah dan sayuran merupakan sumber makanan kaya serat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Gizi Masyarakat Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy mengatakan saat ini terjadi kecenderungan warga di kota-kota besar termasuk Jakarta tidak menyukai sayur dan buah. padahal keduanya merupakan nutrisi penting untuk menghindari penyakit degeneratif.

"Banyak kasus berat kurang tidak hanya dialami masyarakat di desa-desa, tetapi juga merambah ke kota-kota besar termasuk Jakarta," kata Doddy di Jakarta, Jumat (5/7).

Baca Juga

Doddy mengatakan banyak dari kasus stunting baru diketahui setelah beberapa lama usai orang tua melihat anaknya tidak tumbuh seperti anak normal lainnya. "Kalaupun bisa ditangani, anak-anak ini ke depannya akan terkena penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes, dan lain sebagainya di saat usia muda. Banyak kasus di Indonesia penyakit ini banyak dialami mereka yang berusia 30-40 tahun," ujar Doddy.

Peneliti dari Puslit Pranata Pembangunan Universitas Indonesia Widyono Soetjipto mengingatkan kualitas gizi dalam suatu makanan di negara-negara maju menjadi hal yang sangat penting. "Patut diingat Indonesia masih menempati peringkat 65 dari mengenai keamanan pangan. Terlihat dari biaya riset dan pengembangan mengenai pangan yang masih rendah," ujar dia dalam diskusi bertajuk Food and Nutrition and Its Contribution to Increase Society Welfare and Health.

Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Ujang Sumarwan mengatakan penyakit yang mendominasi masyarakat di kota-kota besar saat ini merupakan penyakit-penyakit degeneratif. Antara lain seperti jantung, strok, dan diabetes.

"Saya menduga ini akibat perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin mudah. Dulu untuk membeli makanan kita harus berjalan dulu. Namun sekarang ini makanan tinggal dipesan secara online sampai ke rumah," kata Ujang.

Ujang menuturkan sekarang masyarakat jarang memperhatikan kandungan makanan yang dikonsumsi. Idealnya makanan yang dikonsumsi terdiri dari sepertiga karbohidrat, sepertiga protein, dan sepertiganya sayuran.

"Isu keamanan pangan sudah menjadi hal yang sangat penting di berbagai negara, konsumen harus jeli untuk mengetahui kandungan gizi dalam suatu makanan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement