Ahad 07 Jul 2019 13:23 WIB

Warga Keluhkan Semrawutnya PKL di Area Car Free Day

PKL tidak hanya berjualan di trotoar tapi juga di ruas Jalan Jenderal Sudirman.

Red: Andri Saubani
Anak-anak bermain egrang batok kelapa saat car free day di Jalan Jenderal Sudirman, Setiabudi, Jakarta, Ahad (28/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain egrang batok kelapa saat car free day di Jalan Jenderal Sudirman, Setiabudi, Jakarta, Ahad (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga mengeluhkan semakin semrawutnya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di area car free day sekitar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Ahad (7/7). Sepanjang Jalan MH Thamrin arah Patung Kuda Arjuna Wiwaha menuju Bundaran HI, pedagang masih berjualan sesuai aturan yaitu di trotoar. Namun, semakin parah ketika mulai memasuki Jalan Jenderal Sudirman, para pedagang kaki lima tersebut berjualan hampir memenuhi ruas jalan.

Hal tersebut menyebabkan masyarakat yang sedang melaksanakan kegiatan car free day terganggu. Para pejalan kaki dan pesepeda kesulitan untuk melalui ruas jalan tersebut, sehingga mereka harus berhimpitan sampai ke jalur bus TransJakarta.

Tumpahnya masyarakat hingga ke jalur bus akibat pedagang yang semrawut tentunya sangat berisiko karena bu TransJakarta tetap beroperasi pada Ahad pagi. "Kalau dipikir ya bahaya juga karena kan ini bus masih lalu lalang, sampai beberapa kali bus jalannya pelan sekali karena masyarakat pada ada di jalur bus," kata Rochani warga Depok.

Selain itu, ternyata ada juga warga yang memperhatikan hal tersebut dari segi kerapian seperti yang disampaikan oleh Deswita warga Jakarta. Ia mengatakan, bahwa meskipun acara car free day, seharusnya pedagang tetap bisa menjaga kerapian karena Jalan Sudirman termasuk dalam pusat Ibu Kota negara.

"Enggak rapi ya, kalau di Jalan Thamrin sana kan meskipun banyak pedagang tapi mereka tetap kelihatan bagus gitu," kata Deswita, warga Jakarta.

Pedagang kaki lima yang tumpah ruah ke jalan itu juga dianggap sedikit mengganggu masyarakat yang ingin melakukan olahraga di jalan tersebut. "Ya kan meskipun CFD tapi belum tentu semua yang ke sini hanya jalan-jalan, ada juga yang naik sepeda atau mau main bulu tangkis, pokoknya olahraga kecil lah. Jadi sedikit terganggu karena ruangannya semakin terbatas," jelas Alisha.

Di sisi lain, beberapa pedagang mengaku bahwa mereka sudah tidak memiliki lahan untuk berjualan di area car free day. Sehingga, mereka terpaksa menggelar dagangannya hingga keluar trotoar.

"Sudah penuh. Saya terpaksa jualan sampai ke jalan seperti ini meskipun kalau ada Satpol PP sering disuruh geser," ujar Rudi pedagang bakso.

Setelah dikonfirmasi kepada pihak Satpol PP, ternyata semua orang bebas untuk berdagang di sekitaran Bundaran HI. Tidak ada ketentuan khusus apalagi dikenakan biaya bagi warga yang ingin berjualan di sana.

"Semua boleh berdagang di sini. Tidak ada istilah ini lahan punya si A atau B, gratis juga. Kalau mau dapat lahan atau tempat ya pagi datangnya," kata Petugas Satpol PP Fakhrudin.

Ia melanjutkan bahwa bagi pedagang yang melanggar aturan seperti menggelar dagangan hingga keluar trotoar apalagi sampai ke ruas jalan biasanya dilakukan peneguran agar pindah ke tempat yang sudah ditentukan. "Biasanya kita tegur untuk pindah biar enggak semrawut. Tapi ya ada beberapa yang nekat untuk balik lagi," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement