Senin 22 Jul 2019 11:00 WIB

Susy Susanti: Pergantian Pelatih Perlu Banyak Faktor

Permintaan mengganti pelatih tunggal putra sebelumnya dilontarkan Taufik Hidayat.

Red: Endro Yuwanto
Susy Susanti
Foto: Dok PBSI
Susy Susanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Susy Susanti, menilai usulan pergantian pelatih bagi Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie butuh pertimbangan banyak faktor. Susy menyatakan pergantian itu tak hanya saat si pemain kalah.

"Kami melihat banyak faktor, tidak hanya saat kalah. Kami juga lihat saat kemenangan seperti apa," kata Susy, Senin (22/7).

Permintaan untuk mengganti pelatih sebelumnya dilontarkan mantan atlet bulu tangkis nasional, Taufik Hidayat, setelah kecewa dengan kekalahan Anthony Ginting dan Jonatan Christie di Indonesia Open 2019. Anthony kandas di babak kedua oleh atlet nonunggulan asal Thailand Kantaphon Wangcharoen. Sementara, langkah Jonatan terhenti di babak perempat final setelah takluk oleh lawan asal Taiwan, Chou Tien Chen.

Menurut Susy, masukan terkait pergantian pelatih yang disampaikan Taufik Hidayat melalui sejumlah media massa merupakan bentuk perhatian dari seorang legenda bulu tangkis terhadap keberlangsungan prestasi nasional.

"Tentunya masukan dari para legenda sangat luar biasa, tapi kita lihat secara teknis, kalahnya seperti apa. Kalau lihat pada saat menang sebulan lalu, all Indonesian final di New Zealand, perlu jadi pertimbangan juga," kata Susy.

PP PBSI, kata Susy, akan mengevaluasi penampilan pebulu tangkis nasional usai perhelatan SEA Games 2019 dari sisi permainan, kesiapan, hingga mencermati situasi kritis poin. "Namanya pertandingan, ada menang, ada kalah. Contohnya Kento Momota kalah dari pemain yang nonunggulan. Dalam hal olahraga menang dan kalah itu pasti dan hal biasa," katanya.

Susy menyatakan, hal terpenting adalah mengetahui di mana kelemahan sang atlet dan memperbaikinya. "Kami sebagai pelatih ingin agar prestasi anak asuh terus meningkat. Kita lihat tahun ini Jonatan sudah dua kali juara, Ginting dua kali final, secara ranking, di posisi 6 dan 7 dunia," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement