Jumat 26 Jul 2019 16:00 WIB

Adira Insurance Bukukan Pendapatan Premi Rp 2,7 Triliun

Laba Adira Insurance tercatat tumbuh 18 persen.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Karyawan beraktivitas di counter Adira Insurance Syariah di Jakarta, Jumat (16/11).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan beraktivitas di counter Adira Insurance Syariah di Jakarta, Jumat (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adira Insurance sepanjang 2018 membukukan pendapatan Premi Bruto (GWP) termasuk Syariah sebesar Rp 2,7 triliun. Nilai ini meningkat sebanyak 15 persen dibandingkan pencapaian tahun 2017 dengan jumlah polis aktif sebesar 8,8 juta. 

CEO Adira Insurance, Julian Noor menegaskan, kinerja perusahaan 2018 cukup bagus dilihat dari pertumbuhan yang mencapai double digit sementara industri masih single digit. Adapun laba perusahaan setelah pajak tumbuh 18 persen dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 409 miliar. 

Baca Juga

"Tidak hanya itu, perusahaan juga berhasil meningkatkan brand awareness index dan customer satisfaction index yang didapatkan melalui hasil survei oleh surveyor pihak ketiga," kata Julian Noor dalam rilis yang diterima, Jumat (26/7).

Menurut Julian, pencapaian ini menunjukkan bahwa Adira Insurance tidak hanya mampu beroperasi secara efektif dan efisien, namun juga sanggup memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. Sepanjang tahun 2018, berbagai strategi dilakukan oleh Adira Insurance dengan memaksimalkan potensi group dalam penyempurnaan bisnis proses melalui penerapan teknologi digital. 

Julian menjelaskan, Adira Insurance juga terus meningkatkan brand quality dari produk-produk unggulan Adira Insurance. Khususnya Autocillin, yang memiliki fitur-fitur yang merupakan diferensiasi dan memberikan nilai tambah yang unik dibandingkan produk-produk asuransi kendaraan bermotor lainnya. 

"Kami memang konsisten menjadikan asuransi kendaraan bermotor sebagai core business Adira Insurance. Dan terbukti, asuransi kendaraan menjadi pendorong terbesar dalam pertumbuhan bisnis di tahun 2018 (59 persen)," tambah Julian.

Selain itu, hasil underwriting juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 23,96 persen atau Rp 635,75 miliar meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 512,86 miliar. 

"Kami berhasil melakukan seleksi bisnis sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan yang cemerlang yang berdampak pada terjaganya pertumbuhan di top line maupun bottom line,” kata Julian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement