Jumat 26 Jul 2019 23:57 WIB

Aceh Besar Minta Bandara tak Beroperasi Awal Idul Adha

Permintaan agar bandara tak beroperasi untuk menghormati hari raya.

Red: Nashih Nashrullah
Pesawat di bandara  (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pesawat di bandara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH— Pemerintah Kabupaten Aceh Besar meminta PT Angkasa Pura II di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar menghentikan penerbangan pada hari pertama Idul Adha dan Idul Fitri.

"Kami meminta kepada Angkasa Pura untuk menghentikan penerbangan pada hari pertama Lebaran mulai pukul 00.00 sampai dengan 12.00 WIB," kata Bupati Kabupaten Aceh Besar, Mawardi Ali, kepada awak media kediamannya, Gampong Meunasah Baro, Ingin Jaya, Aceh Besar, Jumat (26/7).

Baca Juga

Konferensi pers tersebut dihadiri pihak PT Angkasa Pura II, Kemenkumham HAM Aceh, dan perwakilan maskapai, serta pihak terkait lainnya di wilayah Aceh.

Dia menegaskan kedua hari raya tersebut merupakan hari yang sakral bagi umat Islam. Oleh karena itu, pihaknya meminta maskapai yang melayani penerbangan di bandara tersebut untuk menghentikan penerbangan.

"Dalam rangka pelaksanaa dan penegakan syariat Islam di Aceh Besar, kami mengimbau pihak Bandara SIM dan seluruh maskapai untuk menghentikan seluruh penerbangan, baik yang take off lepas landas maupun landing (pendaratan) ," katanya lagi.

Mawardi menegaskan bahwa semua pihak yang melakukan aktivitas di Bandara Internasional SIM Blang Bintang Aceh Besar, khusus umat Islam untuk melaksankan salat hari raya secara berjemaah di bandara maupun di tempat masing-masing.

Menurut dia, banyak petugas di Bandara Internasional SIM Blang Bintang Aceh Besar mengeluh tidak bisa melakukan shalat pada hari raya karena kesibukan rutinitasnya.

Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara SIM, Yos Suwagiyono, menyatakan pihaknya akan duduk bersama semua maskapai terkait dengan surat Bupati Aceh Besar yang meminta untuk menghentikan penerbangan pada hari pertama Lebaran. "Ya, kami bersama Imigrasi, maskapai, dan pihak-pihak terkait lainnya akan melakukan diskusi lebih lanjut. Yang pasti kami sangat menghormati kekhususan Aceh," katanya.

Rencana tersebut, menurut dia, tidak berdampak fatal terhadap jadwal penerbangan di Aceh. "Mungkin yang perlu ditunda jadwal keberangkatan dan kedatangan pada pagi hari. Kalau siang hari tidak terganggu," demikian kata Yos.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement