Jumat 02 Aug 2019 14:30 WIB

Diet Daging Merah dan Telur Bantu Pengobatan Kanker

Membatasi asam amino dalam daging secara signifikan memperlambat tumbuh tumor

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pelaku diet
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pelaku diet

REPUBLIKA.CO.ID, Studi Temukan Diet Daging Merah dan Telur dapat Bantu Pengobatan Kanker

DURHAM — Diet telah menjadi bagian penting bagi setiap orang yang ingin menjaga kesehatan. Salah satunya dalam mengatasi penyakit seperti diabetes dan hipertensi, membatasi sejumlah makanan tertentu diperlukan agar penderita dapat sembuh seperti sedia kala. 

Dalam sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature pada Kamis (1/7), disebutkan bahwa diet juga dapat bermanfaat untuk membantu pengobatan kanker. Menurut studi tersebut, dengan membatasi asupan asam amino yang ditemukan dalam daging merah dan telur dapat secara signifikan memperlambat pertumbuhan tumor. 

Temuan ini berdasarkan hasil uji coba peneliti terhadap tikus yang memiliki tumor. Bahkan dengan melakukan diet dari kedua jenis makanan tersebut, efek yang diperoleh sama kuatnya dengan obat-obatan yang selama ini diberikan kepada penderita kanker. 

“Ini adalah efek yang sangat kuat, sama kuatnya seperti obat yang bekerja,” ujar kepala penelitian Jason Locasale yang juga merupakan seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Duke di Durham, North Carolina, Amerika Serikat (AS) dilansir Japan Times, Kamis (1/7). 

Locasale juga mengatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa banyak situasi yang membuat obat tidak dapat menjadi satu-satunya alat yang bekerja untuk menyembuhkan suatu penyakit. Namun, jika digabungkan dengan diet, maka hasilnya akan jauh lebih baik. 

“Sama seperti terapi radiasi yang mungkin juga tak dapat memberi hasil yang baik (untuk menyembuhkan kanker), tapi saat digabungkan dengan diet, itu akan bekerja dengan baik,” jelas Locasale. 

Studi ini berfokus pada membatasi asupan asam amino metionin, yang merupakan kunci untuk proses yang disebut metabolisme satu karbon yang membantu pertumbuhan sel kanker. Pembatasan metionin telah dikaitkan dengan anti-penuaan dan penurunan berat badan. 

Namun, kali ini nampaknya dapat menjadi salah satu cara yang menjanjikan untuk meningkatkan pengobatan kanker di dunia. Para peneliti pertama kali menguji pembatasan metionin pada tikus sehat untuk mengonfirmasi bahwa itu memiliki efek yang diinginkan pada metabolisme. Kemudan, uji coba dilakukan pada tikus yang memiliki kanker kolorektal dan tumor jaringan lunak atau dikenal sebagai sarkoma.

Dari sana, ditemukan bahwa kemoterapi dosis rendah, yang dengan sendirinya tidak memiliki efek pada kanker kolorektal. Namun, saat dikombinasikan dengan pembatasan metionin, maka hasilnya adalah penghambatan pertumbuhan tumor yang nyata. 

Demikian pula saat  menggabungkan pembatasan metionin dengan terapi radiasi dalam kasus sarkoma jaringan lunak mengurangi pertumbuhan tumor. Menurut Locasale, hal itu membuat sel-sel kanker kelaparan dari sejumlah ‘nutrisi’ yang mereka dapatkan. 

Meski demikian, hasil penelitian ini tidak boleh diekstrapolasi di luar kasus penyakit kanker. Terlebih, penelitian yang dilakukan masih membutuhkan banyak tahapan, hingga dapat diujicoba pada manusia yang memiliki penyakit kanker. 

Locasale dan rekan-rekan peneliti telah memperluas studi dengan menguji diet metionin pada enam orang dalam keadaan sehat. Hasilnya, efek pada metabolisme manusia tampak serupa dengan yang terlihat pada tikus.

Hal itu menunjukkan bahwa diet tersebut memiliki efek yang serupa pada tumor tertentu pada manusia. Namun, Locasale memperingatkan bahwa bagaimanapun masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti.

Tahun lalu, sebuah penelitian menunjukkan satu jenis obat kemoterapi lebih efektif dalam kombinasi dengan diet rendah gula dan tinggi protein dan lemak. Kanker lain tampaknya lebih baik dalam kombinasi dengan diet rendah gula saja.

"Bagaimana intervensi diet mempengaruhi kanker tentu menjadi kemungkinan sangat penting di tahun-tahun mendatang,” kata Justin Stebbing, seorang profesor kedokteran kanker dan onkologi di Imperial College London.

Sementara itu, Locasale berharap di masa depan dokter dapat menyarankan pasien kanker untuk mengikuti diet khusus dalam membantu perawatan mereka. Ia mengatakan penting nantinya menguji penelitian terkait pengobatan kanker yang bermanfaat bagi banyak orang di seluruh dunia karena belum ditemukan obat pasti untuk menyembuhkan penyakit ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement