Ahad 04 Aug 2019 09:35 WIB

Arus Pelayaran Peti Kemas di Tanjung Perak Meningkat

Tanjung Perak menjadi pelabuhan transhipment peti kemas domestik.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Kapal patroli KPLP melintas di depan PT Terminal Petikemas, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/8).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Kapal patroli KPLP melintas di depan PT Terminal Petikemas, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penetapan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pelabuhan transhipment peti kemas domestik per 15 Januari 2019 diklaim telah menghasilkan realisasi pertumbuhan di atas target yang ditetapkan. Berdasarkan data Pelindo III, pada semester I 2018 tercatat transhipment peti kemas domestik di Tanjung Perak sejumlah 16.310 boks. Kemudian pada semester I tahun ini melonjak hingga 35.550 boks, atau peningkatannya mencapai 218 persen year on year (yoy).

“Peningkatan terbesar ada di Terminal Berlian, Pelabuhan Tanjung Perak, yang dioperasikan oleh anak usaha Pelindo III, BJTI Port yakni dari sebesar 9.812 boks pada semester I 2018 menjadi 22.349 boks pada periode yang sama tahun ini, atau peningkatannya mencapai 227 persen yoy,” kata Direktur Utama Pelindo III Doso Agung di Surabaya, Ahad (4/8).

Baca Juga

Kemudian untuk arus transhipment peti kemas domestik di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) pada semester I 2018 sejumlah 1.040 boks. Kemudian pada periode yang sama tahun ini meningkat menjadi 2.799 boks. Selanjutnya, di Terminal Teluk Lamong (TTL) pada semester I 2018 sejumlah 5.392 boks dan pada semester I tahun ini meningkat menjadi 9.283 boks.

“Arus transhipment petikemas domestik pada dua terminal tersebut tumbuh tipis. Karena memang segmen bisnis TPS dan TTL lebih banyak melayani petikemas internasional dan juga curah kering untuk di TTL,” ujar Doso Agung.

Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto menambahkan, rute pelayaran peti kemas dari Medan ke Tanjung Perak dengan tujuan akhir Kalimantan atau Sulawesi menjadi kontributor utama peningkatan peti kemas transhipment. Pelindo III diakuinya telah menyiapkan lahan seluas 1 hektar di Terminal Nilam untuk menambah kapasitas pelayanan transhipment peti kemas domestik.

"Agar pelayanan terus berjalan dengan optimal, kami juga akan melakukan evaluasi dan inovasi layanan untuk meningkatkan kinerja dan memberikan layanan terbaik untuk pengguna jasa,” kata Putut.

Selain itu, kata Putut, diperlukan juga kerja sama dan dukungan dari asosiasi pengguna jasa seperti INSA, ALFI/ ILFA, GPEI, GINSI, APBMI, APTRINDO, dan lain-lain. Hal itu sebagai salah satu faktor mewujudkan perbaikan layanan dalam rangka menurunkan biaya logistik untuk meningkatkan daya saing produk nasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement