Rabu 07 Aug 2019 17:44 WIB

Cerita Nirina Minta Dievakuasi saat Bersepeda

Nirina tak kuat bersepeda di tanjakan Unnes sehingga minta dievakuasi

Rep: Farah Noersativa/ Red: Christiyaningsih
Pasangan suami istri Nirina Zubir dan Ernest Syarif saat berbincang mengenai pengalaman bersepeda Jakarta-Bali, Rabu (7/8).
Foto: Republika/Farah Noersativa
Pasangan suami istri Nirina Zubir dan Ernest Syarif saat berbincang mengenai pengalaman bersepeda Jakarta-Bali, Rabu (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nirina Zubir dan suaminya, Ernest Syarif, baru saja menyelesaikan misi bersepeda melintasi Jakarta-Bali. Dalam misi yang berlangsung pada 6 Juni hingga 17 Juni lalu, Nirina sempat minta dievakuasi pada rute Semarang-Solo.

Nirina dan Ernest sama-sama sepakat bahwa pengalaman bersepeda di Semarang hingga Solo adalah pengalaman yang paling berkesan. "Buat saya, pemandangan itu nomor sekian. Semakin berat medannya, saya semakin suka. Yang paling berkesan itu ya Semarang ke Solo karena nanjaknya tidak berhenti," ujar Ernest dalam konferensi pers pembukaan pameran foto #suami_istri_ride di Blok M, Rabu (7/8).

Baca Juga

Saat itu, Ernest bersepeda dengan medan menanjak selama sekitar lima jam perjalanan. Medan tersebut dilalui sampai pada akhirnya dia sampai di Salatiga dan Kabupaten Boyolali. Di kedua kota itulah dia baru menemukan jalan menurun.

Keduanya sempat bertemu dan bersepeda bersama dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Gubernur yang juga gemar bersepeda itu sempat mempertanyakan kemampuan bersepeda keduanya.

"Kami sempat dibully sama Pak Ganjar. Benar tidak ini anak sepeda? Eh kemudian kita diajak melintasi tanjakan Unnes (Universitas Negeri Semarang) sepanjang 10 kilometer dengan gradien 18 sampai 23 persen. Nirina itu dievakuasi," ujar Ernest.

Nirina mengaku sempat malu saat ditantang untuk melintasi tanjakan tersebut. Sebelumnya, dia sempat merasa telah lulus tantangan dalam bersepeda saat melintasi wilayah Alas Roban, Batang, Jawa Tengah.

Presenter kelahiran Madagaskar ini merasa telah mampu dan menjadi anak sepeda sungguhan. Namun siapa sangka, ketika sampai di tanjakan Unnes Nirina mengaku menyerah dan memilih untuk dievakuasi.

"Saat itu harga diri lupakan dulu. Ikhlaskan bahwa memang aku enggak bisa menghadapinya," tutur Nirina.

Dia merasa tanjakan di Kota Semarang memang medan yang sangat sulit. Meskipun demikian, Nirina bangga dia bisa melewati medan-medan yang memang disebut sulit seperti Paiton, Tabanan, dan Alas Roban.

Sebagai pesepeda yang suka menikmati pemandangan, ibu dari Zifara dan Elzo itu sangat terkesan dengan Kabupaten Batang, Kota Salatiga, dan Kota Solo yang dingin. Dia juga terkesan dengan wilayah Situbondo yang sangat nyaman dan bersih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement