Selasa 13 Aug 2019 07:47 WIB

Permainan Tradisional Upaya Hindari Ketergantungan Gadget

Permainan tradisional dinilai dapat meningkatkan sosialisasi pada anak.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Friska Yolanda
Anak-anak bermain gangsing pada acara Festival Permainan Tradisional Anak Betawi di Hutan Kota Srengseng, Jakarta, Sabtu (3/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain gangsing pada acara Festival Permainan Tradisional Anak Betawi di Hutan Kota Srengseng, Jakarta, Sabtu (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto mengajak masyarakat kembali mempopulerkan permainan tradisional. Permainan tradisional dinilai dapat meningkatkan sosialisasi pada anak dan menghindari ketergantungan berlebihan pada gadget.

"Makanya saya waktu itu lontarkan ide mengajak presiden dan beberapa menteri kembali melakukan aktivitas permainan tradisional," ujar Kak Seto saat dihubungi Republika.co.id, Senin (12/8) malam.

Baca Juga

Hal itu bermula saat LPAI menerima banyak aduan dari orang tua atas konten negatif pada media digital maupun media sosial, termasuk presiden yang juga mengkhawatirkan. Maka pada awal tahun 2018 lalu ia dipanggil untuk menjawab bagaimana supaya anak-anak terhindar dari ketergantungan berlebihan pada gadget.

Aktivitas permainan tradisional bersama presiden dan ibu negara direalisasikan pada tanggal 4 Mei dalam rangka hari pendidikan nasional. Ada pula pada saat itu Menteri Sosial yang masih dijabat Idrus Marham, Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

"Dengan presiden dan ibu negara memainkan kuda lumping, grobak sodor, main engkle, main egrang, dan sebagainya," kata dia.

Sehingga, menurut Kak Seto, jika sudah dimulai oleh presiden dan menteri maka masyarakat dapat memulai juga melakukan permainan tradisional. Sehingga anak-anak merasa selain gadget ada juga permainan tradisional yang tidak kalah menariknya.

Permainan tradisional pun dapat dilakukan di mana saja bahkan di ruang sempit sekaligus dan rumah serta permainan yang murah meriah. Selain nilainya untuk kesehatan karena bergerak darah mengalir lebih lancar sehingga lebih energik.

Kemudian tak kalah penting untuk meningkatkan sosialisasi pada anak serta belajar bekerja sama dan berteman. Selain itu, anak-anak dapat belajar nilai-nilai etika dan moral kejujuran.

"Kalau kalah jadi ya harus ganti jadi yang mengejar, jadi ini semua sarat akan pendidikan, pembangunan karakter buat anak-anak Indonesia. Di halaman rumah engkle itu juga sempit, lompat tali juga bisa, sesuatu yang murah meriah," kata Kak Seto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement