Sabtu 17 Aug 2019 09:00 WIB

Bersatu di Sosial Media, Mungkinkah?

Ilmu dan teknologi hendaknya dijadikan sebagai sarana memperkokoh persatuan bangsa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Sosial Media
Foto: VOA
Sosial Media

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas menyebut, polarisasi dalam media sosial membuat masyarakat harus berhati-hati dalam penggunaan teknologi ini.

Menurut dia, kemajuan ilmu dan teknologi hendaknya dijadikan sebagai sarana untuk memperkokoh perdamaian dan kesatuan bangsa. "Mari kita ambil pelajaran atas peristiwa 'Arab Spring' dan banyak peristiwa lain. Jangan gegara tidak bijak menggunakan medsos lalu terjadi perang saudara," lanjutnya.

Aksi menebar fitnah, hate speech, atau ujaran kebencian, dan berita bohong atau hoaks sama artinya dengan merusak harmoni sosial. Pada waktunya, hal ini akan berlanjut pada perpecahan umat dan me micu konflik yang tak berkesudahan. Ia menyebut, hal ini merupakan suatu hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama.

Dia mengungkapkan, kemerdekaan Indonesia merupakan anugerah besar yang diberikan oleh Allah SWT kepada bangsa ini. Karena itu, ia mengajak semua umat dan masyarakat untuk mensyukurinya de ngan memperkuat perdamaian, persatuan, dan kesatuan dengan cara menghormati keberagaman yang ada.

"Bagi umat Islam, kemerdekaan RI bukan hanya diletakkan secara sederajat ke dudukan setiap manusia dan hilangnya pe nindasan. Lebih dari itu, berkah kemerdekaan umat beragama dapat menjalankan syariat agamanya dengan aman dan nyaman," ujar dia.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muham madiyah Anwar Abbas mengingatkan jika kemerdekaan Indonesia didapat dari rakyatnya yang kompak dan bersatu melawan penjajah. Meskipun berasal dari suku dan agama yang berbeda, hal tersebut bukan peng halang dalam memperjuangkan se buah cita-cita mulia, kemerdekaan.

"Kita harapkan media sosial bisa menjadi agen perubahan. Sebaiknya media so sial digunakan untuk tumbuh dan berkembangnya anak-anak bangsa menjadi bang sa yang produktif dan kreatif serta tangguh dan tegar dalam menghadapi segala bentuk tantangan," ujar dia.

Ia menyebut, tugas bangsa saat ini, yak ni untuk mengisi kemerdekaan yang bisa mendatangkan keuntungan dan kebaikan sebesar-besarnya bagi rakyat. Menurut dia, sudah saatnya bangsa ini menjadi negara maju dan salah satu negara adikuasa di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement