Sabtu 24 Aug 2019 16:46 WIB

Beribadah dengan Ilmu

Islam mewajibkan umatnya senantiasa belajar dan mencari ilmu.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Pendidikan/Ilustrasi
Pendidikan/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mewajibkan umatnya senantiasa belajar dan mencari ilmu. Pasalnya, ilmu ibarat penerang dalam kegelapan serta petunjuk dari kesesatan. Dalam QS al-Isra ayat 36, Allah pun melarang hambanya melakukan sesuatu yang ilmunya tidak dikuasai.

"Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguh nya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." Ustaz Amir Faishol Fath mengatakan, ilmu berbeda dengan tausiyah. Ilmu merupakan hal yang telah dikaji secara benar sedangkan tausiyah adalah perkataan atau karangan ustaz. "Jadi, yang membuat seseorang istiqamah di jalan Allah yaitu ilmu," ujarnya dalam Majelis Qurani Fath di Masjid Al Falah, Bambu apus, Jakarta, belum lama ini.

Ia menyebutkan, dalam beberapa surah di Alquran, Allah sudah menegaskan pentingnya serta keutamaan berilmu. Dalam surah Fathir ayat 28 contohnya, Allah berfirman, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama."

Ustaz Amir menambahkan, umat Islam juga harus membedakan antara ilmu dengan pengalaman. Misal, seseorang melakukan shalat Tahajud bukan karena ilmu, melainkan karena mendengar orang lain mendapatkan rezeki berlimpah setelah shalat Tahajud. "Itu bukan ilmu, itu pengalaman. Agama ini bukan pengalaman, tapi perintah Allah," ujar dia.

Menurut dia, selama ini banyak orang salah paham karena menganggap ketaatan kepada Allah akan membuatnya kaya. Itu namanya menjalankan agama secara pragmatis. Begitu pula dengan bersedekah, banyak orang melakukan sedekah supaya mendapatkan keuntungan atau supaya disembuhkan dari penyakit. "Akhirnya sedekah yang dilakukan bukan karena ilmu, tapi karena ikut-ikutan," kata Ustaz Amir.

Dirinya menegaskan, perintah Allah adalah perintah Allah, jangan dihubung-hubungkan dengan manfaat lainnya. Mau kaya mau miskin, mau dalam keadaan sulit atau dalam keadaan jaya, ibadah tetap harus dilakukan karena Allah. "Bila beribadah diidentikkan de ngan kepentingan, maka akhirnya akan mudah putus asa sebab bukan karena iman. Orang yang beriman bakal mengikuti apa pun perintah Allah," tutur dia.

Bagi Ustaz Amir, manusia yang diberikan kemudahan menuntut ilmu dan sikap istiqamah patut bersyukur. Pasalnya, banyak orang yang suka membuang waktu dan melakukan hal sia-sia. "Beruntunglah kita yang digerak kan ke sebuah tempat untuk belajar memahami Alquran. Ini nikmat paling besar, setiap langkah kita menuju ilmu akan menjadi penghapus dosa. Tugas kita satu, agungkan Allah," ujar dia.

Kini justru lebih banyak orang yang berfokus mencari makan daripada mencari ilmu. Padahal, Ustaz Amir menegaskan, mencari makan bagian dari keperluan, bukan kewajiban. Allah pun memberikan manusia batas dalam makan, tetapi tidak ada batas dalam ilmu. Semakin banyak makan, manusia akan semakin kenyang dan bertambah berat badannya.

Sementara, semakin banyak mencari ilmu, keimanan dan kebahagiaan seseorang akan semakin luas. "Allah Mahatahu apa yang kita butuhkan. Allah ciptakan langit dan bumi sudah dengan panduannya, tetapi sayang banyak manusia tidak mau ikut pada Allah. Adapun yang sudah ikut, namun tidak maksimal. Itulah yang membuat orang banyak masalah," ujar Ustaz Amir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement