Senin 26 Aug 2019 10:38 WIB

Israel Serang Sekutu Iran di 3 Negara

Ketegangan di Timur Tengah meningkat yang dipicu serangan Israel pada sekutu Iran.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Pesawat Tempur Israel
Foto: AP
Pesawat Tempur Israel

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Serangan terhadap pasukan sekutu Iran di tiga negara yang diduga dilakukan Israel meningkatkan ketegangan di Timur Tengah pada Ahad (25/8). Konflik yang lebih besar dikhawatirkan terjadi di kawasan.

Profesor ilmu politik di American University of Beirut, Hilal Khashan mengatakan, serangan Israel menandakan babak baru untuk mengakhiri kehadiran Iran di kawasan itu.

Baca Juga

"Israel memberi tahu semua orang bahwa mereka memperluas cakupan serangan mereka terhadap Iran dan sekutunya," kata Khashan, dilansir Washington Post, Senin (26/8).

"Israel menunjukkan tekadnya untuk mencegah Iran memperluas pengaruhnya di Timur Tengah," ucap Khashan.

Serangan pada Sabtu (24/8) dan Ahad menargetkan pasukan Iran dan sekutu mereka di Lebanon, Suriah, dan Irak. Hal itu merupakan peningkatan signifikan upaya Israel untuk menahan ekspansi pengaruh Iran di kawasan itu, yang dapat membahayakan kelanjutan kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak.

Israel mengonfirmasi bahwa mereka hanya bertanggung jawab atas serangan pertama. Saat itu pesawat tempurnya menyerang pangkalan militer yang dioperasikan Iran di Suriah  pada Sabtu malam. Saat itu, pangkalan militer Iran dinilai bersiap untuk meluncurkan serangan drone besar-besaran terhadap Israel. Hizbullah mengatakan, setidaknya dua anggota milisi Hizbullah Lebanon terbunuh.

Beberapa jam kemudian, sebuah pesawat tak berawak yang dilengkapi dengan bahan peledak, menghantam sebuah gedung yang menampung pusat media Hizbullah di pinggiran selatan Beirut. Hizbullah menuduh Israel, dan mengatakan akan merespons dengan menembakkan pesawat Israel di Libanon. Sementara Israel tidak mengonfirmasi atau menyangkal perihal pertanggungjawaban tersebut.

Pada Ahad, seorang komandan dengan milisi yang didukung Iran di Irak terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak di kota al-Qaim, Irak barat. Hal itu menambah ketegangan dengan serangkaian serangan baru-baru ini yang dilakukan oleh Israel terhadap milisi yang didukung Iran di Irak.

Salah satu dari insiden itu akan menandakan eskalasi dalam konfrontasi yang terus meningkat antara Israel dan milisi yang didukung Iran. Teheran telah memperluas jangkauan mereka di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir.  

Dalam pidato yang berapi-api pada Ahad malam, pemimpin Hizbullah, Hasan Nasrallah menyebut serangan pesawat tak berawak di pusat media merupakan pelanggaran yang begitu berbahaya. Ia mengatakan, Hizbullah akan menyerang kembali dari Lebanon sebagai pembalasan atas serangan itu di Beirut, dan kematian anggota Hizbullah di Suriah.

Ia mengatakan, Hizbullah juga akan mencoba untuk menjatuhkan drone Israel yang secara rutin terbang di atas Libanon. Dia memperingatkan warga Israel yang tinggal di Israel utara untuk bersiap menghadapi serangan Hizbullah di wilayah Israel.

"Ini adalah fase baru yang dipaksakan oleh musuh, dan kami siap untuk itu," katanya dalam pidato yang disampaikan melalui video kepada kerumunan pendukung Hizbullah yang bersorak-sorai di Lembah Bekaa, Lebanon timur.  

"Apa yang terjadi semalam tidak akan terjadi tanpa respons," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement