Selasa 27 Aug 2019 06:05 WIB

G-7 Bahas Perubahan Iklim tanpa Trump

Sesi tersebut secara khusus membahas cara menangani kebakaran hutan Amazon.

Rep: Febryan A/Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di KTT G-7 di Biarritz, Prancis, Senin (26/8).
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di KTT G-7 di Biarritz, Prancis, Senin (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BIARRITZ -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memilih tidak mengikuti sesi pembahasan perubahan iklim di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-7 di Biarritz, Prancis, Senin (26/8) waktu setempat.

Trump membiarkan kursi untuk AS kosong. Padahal sesi tersebut secara khusus membahas cara menangani kebakaran hutan Amazon dan upaya menekan emisi karbon.

Baca Juga

Trump mengkalaim dirinya lebih mengetahui terkait lingkungan lebih dari siapa pun. "Saya seorang yang peduli lingkungan," kata Trump, Senin.

Dia menegaskan saat ini AS merupakan negara penghasil energi nomor satu di dunia. Dia pun enggan membahayakan hal itu untuk “mimpi dan kincir angin. “Saya tidak akan kehilangan kekayaan (energi) itu, saya tidak akan kehilangan itu pada mimpi, pada kincir angin, yang sejujurnya tidak bekerja terlalu baik,” ucapnya.

Juru bicara Greenpeace AS Travis Nichols mencibir pernyataan Trump. “Label palsu ‘lingkunganisme’ Trump berarti melenyapkan Endangered Species Act (UU kosnservasi satwa liar), tunduk pada polusi industri, dan menyangkal perubahan iklim saat dunia terbakar,” kata dia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai tuan rumah tak ambil pusing dengan ketidakhadiran Trump. Sebab, perwakilan Trump hadir dalam sesi itu.

Sebelum sesi pembahasan perubahan iklim dimulai, Trump sudah mengatakan perubahan iklim akan menjadi perhatiannya. Ia ingin udara dan air yang bersih.

Namun, dalam sesi pembahasan ia malah tak muncul. Macron mengatakan, membujuk Trump bergabung kembali dengan perjanjian iklim bukanlah tujuannya.

"Anda tidak dapat menulis ulang masa lalu," kata Macron kepada wartawan.

Trump memutuskan menarik AS dari kesepakatan iklim Paris 2015 sehingga mengakibatkan upaya penekana emisi menjadi lebih sulit. Trump sendiri adalah orang yang skeptis dengan perubahan iklim. Ia menyebut perubahan iklim adalah hoaks yang ditemukan oleh China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement