Senin 02 Sep 2019 10:12 WIB

Mereka yang Dianggap Musuh oleh Arab Saudi

Iran, Qatar, Ikhwanul Muslimin, Hamas dianggap sebagai musuh, tapi tak dengan Israel

Red: Karta Raharja Ucu
Ikhwanul Kiram Mashuri
Foto: Republika/Daan
Ikhwanul Kiram Mashuri

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ikhwanul Kiram Mashuri

Beberapa hari lalu ada tulisan menarik di media al-Sharq al-Awsat, judulnya "Siapa Saja Musuh Arab Saudi?" ("Man hum khusumu as Sa'udiyah?"). Penulisnya Mishary al-Thaidi, wartawan senior Saudi dan sekaligus kolumnis. Ia menulis rutin di al-Sharq al-Awsat, sebuah media berbahasa Arab yang bermarkas di London, Inggris, milik keluarga Kerajaan Saudi.

Siapa saja yang dianggap musuh oleh Arab Saudi? Al-Thaidi menunjuk rezim Ayatullah Khamenei yang sekarang memerintah Iran. Bahkan, menurut dia, rezim itu juga merupakan musuh negara-negara Arab. "Dan, tentu saja negara- negara Teluk. Dari Oman, Kuwait, Bahrain, Arab Saudi, dan Emirat (Uni Emirat Arab)."

Sejak tiga tahun lalu, Saudi telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Eksekusi mati seorang ulama Syiah, Syekh Nimr al-Baqir an- Nimr, oleh otoritas Saudi sebagai pemicunya. Sang syekh dituduh telah ikut terlibat dalam gerakan terorisme.

Sejumlah petinggi Iran mengecam keras eksekusi itu. Warga Iran pun menggelar demonstrasi dan menyerang Kedubes Saudi di Tehran serta konjennya di Masyhad. Saudi menuduh serangan itu direkayasa.

Mereka pun segera mengambil langkah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Masyarakat Iran yang ingin menunaikan ibadah haji pun kini menjadi korban. Mereka tidak bisa pergi ke Tanah Suci Makkah dan Madinah.

Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman pun menuding Revolusi Islam Iran sebagai pemicu kekacauan di Timur Tengah. Revolusi yang dipimpin Ayatullah Imam Khomeini itu telah menggulingkan singgasana Shah Reza Pahlavi pada 1979. Menurut al-Thaidi, yang berbahaya dari rezim Iran karena didasarkan pada ideologi politik mengekspor revolusi. Ini tentu membahayakan negara-negara Arab monarki, terutama Kerajaan Arab Saudi.

Dengan argumentasi seperti itu, tidak mengherankan bila kemudian Saudi menuduh Iran ikut membuat kekacauan di Irak, Suriah, Lebanon, Bahrain, Yaman, dan kawasan-kawasan lain Timur Tengah. Di Yaman, misalnya, Iran dianggap sebagai penyokong utama kelompok pemberontak al-Khouti yang Syiah, yang kini diserang habis-habisan oleh Saudi, Emirat, dan sekutunya.

Pihak berikutnya yang dianggap musuh oleh Saudi adalah Qatar. Yang terakhir ini sebenarnya termasuk anggota keluarga Dewan Kerja Sama Teluk (Majlis at-Ta'awun al-Khaliji). Anggota lainnya adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman, dan Bahrain.

Di antara negara-negara Teluk, Qatar merupakan negara terkecil. Posisinya dikepung Saudi di selatan dan Teluk Parsia di perbatasan sisanya. Luasnya tak lebih dari 12 ribu km2.

Meskipun kecil, Qatar merupakan negara kaya. Pendapatan per kapitanya paling tinggi dibandingkan negara-negara Arab lainnya. Selain kaya, Qatar juga mempunyai pengaruh besar di dunia internasional lewat jaringan media Aljazeera yang kini telah berkembang menjadi media multiplatform. Selain menjadi televisi berbahasa Arab dan Inggris, Aljazeera juga mengembangkan berbagai situs berita.

Mungkin karena kekayaan dan pengaruh internasionalnya itu para penguasa Qatar berani berdiri tegak. Mereka tidak gentar menghadapi pengucilan oleh saudara-saudaranya di Teluk. Mereka juga tidak mau membebek kebijakan bersama negara-negara Teluk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement