Senin 09 Sep 2019 05:12 WIB

Jurnalis Dibekali Kursus Meliput di Medan Perang

jurnalis kala mencari berita tetap mengedepankan keselamatan diri.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Dwi Murdaningsih
Personel Denbravo 90 Paskhas melakukan simulasi perang kota.
Foto: republika/erik pp
Personel Denbravo 90 Paskhas melakukan simulasi perang kota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jurnalis suatu saat harus siap apabila ditugaskan untuk mengikuti operasi TNI di medan peperangan. Untuk membekali pengetahuan dasar meliput di medan operasi, Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau) menggelar 'TNI AU-Journalist Gathering 2019'di Markas Wing I Paskhas, Jakarta Timur, Sabtu (7/9).

Kasubdispenum Kolonel Yuris mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu program Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna untuk mengenalkan jurnalis ketika meliput di daerah perang. Karena itu, kata dia, selain diadakan simulasi gim, jurnalis juga diajak mengikuti simulasi perang perkotaan yang didemonstrasikan oleh Detasemen Bravo 90 Paskhas.

 

“Para jurnalis dibekali kursus singkat tempur, di mana di saat perang ataupun saat ada konflik, jurnalis memahami apa yang harus dilakukan, supaya jurnalis juga aman dan bisa mendapat berita yang benar, dengan sedikit teori yang diberikan TNI AU,” kata Yuris.

 

Republika.co.id mendapati beberapa wartawan sempat diajak naik kendaraan tempur dalam simulasi memasuki daerah operasi. Dengan kawalan personel Denbravo 90 Paskhas, jurnalis diminta untuk mengikuti arahan personel agar jangan sampai menjadi sasaran tembak musuh. Dalam perjalanan menuju sasaran, jurnalis juga dilarang berjalan di depan, melainkan berada di samping personel TNI agar tidak tertembak senjata api prajurit.

 

Menurut Yuris, dengan pemberian pengetahuan dasar, jurnalis diharapkan mengetahui apa yang harus diperbuat dalam mencari berita di medan rawan. Sehingga, jurnalis bisa mengukur diri untuk tidak sampai mengejar berita, namun malah membahayakan nyawanya sendiri.

 

"Kelak apabila jurnalis mengikuti operasi ketika ada konflik sudah mengetahui apa yang harus diperbuat dan supaya aman dari serangan-serangan dari lawan dari pihak kita sendiri, dan tidak tertembak," ucap Yuris.

 

Kadispenau Marsekal Pertama Fajar Adriyanto mengatakan, kegiatan 'TNI AU-Journalist Gathering 2019' diadakan untuk membekali wawasan prajurit agar memahami aturan ketika meliput di daerah konflik. Tujuannya agar jurnalis kala mencari berita tetap mengedepankan keselamatan diri dan tidak mengambil risiko berbahaya.

 

"Supaya aman dan mendapatkan berita yang baik, ada teorinya. Kalau kita ajak jurnalis di satu operasi yang ada konflik, maka dia sudah tahu apa yang harus dilakukannya, sehingga dirinya aman dari serangan-serangan tembak yang mungkin dari lawan maupun pihak kita sendiri,” ujar Fajar.

 

Kegiatan yang juga menampilan terjun payung dilanjut peperangan seperti gim PUBG ini ditutup dengan pemberian sertifikat Kursus Singkat Jurnalis Tempur kepada seluruh jurnalis yang hadir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement