Rabu 18 Sep 2019 12:22 WIB

Gunung Api Teraktif di Tata Surya Diprediksi akan Meletus

Loki, gunung berapi sepanjang 200 Km diprediksi meletus pertengahan September.

Rep: Zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Planet Jupiter
Foto: 123rf.com
Planet Jupiter

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Objek geologi paling aktif di tata surya yakni Loki diprediksi akan meletus pada pertengahan September ini. Loki adalah gunung api terbesar di Io (Bulan-nya Planet Jupiter). Ketika tedakan tersebut terjadi, akan menyumbang sekitar 15 persen dari total pengeluaran panas di Io.

Begitu kuatnya ledakan pada gunung berapi sepanjang 200 Km itu, bahkan dapat membuat para astronom bisa mengamati amukannya menggunakan teleskop dari bumi. Hal tersebut sontak menjadikannya sebagai gunung berapi yang paling banyak dipelajari.

Baca Juga

Bahkan selama 20 tahun terakhir, astronom dari Planetary Science Institute di Arizona, Julie Rathbun telah menyaksikan gunung berapi tersebut meletus beberapa waktu lalu dengan ledakan yang teratur dan menakutkan.

Dilansir dari Gizmodo pada Rabu (18/9) dalam perhitungan terbarunya, dia memperkirakan bahwa Loki akan meletus pada pertengahan September ini. Sebelum pernyataannya ini, Rathbun bahkan sempat benar, bahwa Loki akan meletus pada Mei 2018 lalu.

Selain itu, Rathbun melalui makalah singkat yang disatukan untuk pertemuan EPSC-DPS di Jenewa Swiss, memaparkan bahwa Loki adalah danau lava dengan kerak yang mengeras saat dingin.

 “Gunung berapi sangat sulit diprediksi karena sangat rumit,” katanya. 

Rathbun yang meneliti gunung tersebut, mengidentifikasi sebelumnya bahwa pada 2002 Loki meletus secara berkala. Dengan analis data dari rentang 1988 hingga 2000, Rathbun menunjukan bahwa interval letusan terjadi dengan interval sekitar 540 hari.

Namun demikian, gunung yang dijuluki The Trickster God itu meletus lebih jarang dengan pola yang tidak jelas selama periode 2000-an. Lambat laun fakta itu berubah kembali pada 2013, ketika Rathbun mengidentifikasi jadwal baru. Di mana Loki meletus pada interval 475 hari, dengan letusan berlangsung selama 160 hari.

"Karena ukurannya, fisika dasar cenderung mendominasi ketika meletus, sehingga komplikasi kecil yang memengaruhi gunung berapi yang lebih kecil cenderung tidak terlalu memengaruhi Loki," kata Rathbun.

Dia menegaskan, prediksi yang rapi dan dirasa baik itu diharapkan bisa dilaporkan kembali para publik dalam beberapa hari ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement