Senin 23 Sep 2019 14:49 WIB

Susy Susanti: Ginting Kalah karena Masalah Sepele

Jika serangannya sulit menembus pertahanan lawan, Ginting dinilai terlihat putus asa.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Anthony Sinisuka Ginting
Foto: dok. PBSI
Anthony Sinisuka Ginting

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Susy Susanti menyoroti kekalahan Anthony Sinisuka Ginting atas Kento Momota di babak final China Open 2019 karena masalah sepele. Namun secara keseluruhan Ginting dinilai tampil luar biasa.

Sementara perolehan satu gelar juara lewat ganda putra, menurut Susy, juga sudah sesuai dengan yang ditargetkan PBSI.

Baca Juga

"Sebenarnya kita berpeluang meraih dua gelar juara di China Open 2019, atau lebih baik dari tahun sebelumnya yang mendapat satu gelar. Namun sayang di tunggal putra kita gagal mempertahankan gelar juara padahal peluang kemarin cukup terbuka,” ujar Susy kepada Republika.co.id, Senin (23/9).

Susy memahami, antara Ginting dan Momota adalah musuh bebuyutan, jika keduanya bertemu selalu seru. Demikian pula saat final kemarin. Keduanya mampu menunjukkan permainan terbaiknya. Namun sayang di gim ketiga Ginting melakukan kesalahan sepele. "Dua angka terakhir yang didapat Momota adalah kesalahan Ginting," jelas legenda bulu tangkis Indonesia ini.

Setelah kalah 19-21 di gim pertama, Ginting mampu memenangkan gim kedua 21-17, dan memaksakan pertandingan dilanjutkan gim ketiga. Pada gim ini Ginting sempat tertinggal jauh 15-19.

Bahkan Ginting sempat meminta bantuan tim medis untuk memberikan pengobatan pada kakinya. Namun justru setelah itu Ginting mampu menyamakan kedudukan 19-19.

Setelah inilah dua kesalahan dilakukan oleh Ginting. Pertama membuang terlalu jauh ke belakang yang membuat Momota mendapatkan championship point.

Kesalahan berlanjut tatkala Ginting melakukan return serve pendek Momota. Dengan menempatkan bola setipis mungkin di net, justru shuttlecock gagal menyeberang dan gelar juara yang didapat tahun lalu harus berganti ke Momota.

"Sebelum di China Open 2019 ini, Ginting memang sempat menurun. Namun di China kemarin dia mampu bangkit. Sayang memang dua angka terakhir akibat kesalahannya. Ginting harus dapat belajar dari pengalaman, dari hal sepele seperti ini berpengaruh ke kemenangan pemain. Ke depannya harus bisa lebih konsisten, bermain aman dan sabar." jelas Susy.

Susy menambahkan tipe permainan Ginting adalah menyerang. Terkadang jika serangannya sulit menembus pertahanan lawan, Ginting dinilai, terlihat putus asa. "Di sinilah diperlukan strategi bermain, harus tahu siapa yang dihadapi dan strateginya seperti apa. Begitu juga dengan irama permainan harus sering diingatkan terus."

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَىِٕنْ اَتَيْتَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ بِكُلِّ اٰيَةٍ مَّا تَبِعُوْا قِبْلَتَكَ ۚ وَمَآ اَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ ۚ وَمَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَاجَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ اِنَّكَ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۘ
Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya eng-kau termasuk orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 145)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement